Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Warganya yang Diculik ISIS, Selandia Baru Kirim Pasukan Khusus

Kompas.com - 15/04/2019, 07:38 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

WELLINGTON, KOMPAS.com - Pemerintah Selandia Baru, Senin (15/4/2019) mengatakan, telah mengirim pasukan khusus ke Suriah untuk mencari Louisa Akavi, perawat yang diculik ISIS enam tahun lalu.

Rincian penculikan Louisa dirahasiakan hingga Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Minggu (14/4/2019) mengabarkan penculikan Louisa dan dua pengemudi warga Suriah pada 2013.

Saat itu mereka sedang berada dalam konvoi palang merah membawa pasokan obat-obatan ke fasilitas kesehatan di Idlib.

Baca juga: Ribuan Perempuan Yazidi Diculik ISIS sejak 2014 Masih Belum Kembali

Di tengah jalan, sekelompok orang bersenjata menghentikan mereka dan menculik tujuh orang. Empat orang dibebaskan sehari kemudian.

Wakil PM Selandia Baru Winston Peters mengatakan, informasi soal penculikan itu sengaja dirahasiakan demi menjaga keselamatan mereka yang diculik.

Peters menambahkan, pemerintah Selandia Baru yakin Louisa masih disandera ISIS dan saat ini sedang dilakukan operasi untuk mencari keberadaan perempuan berusia 62 tahun itu.

Operasi itu termasuk mengirimkan sebuah tim multi agensi kecil yang berbasis di Irak.

"Operasi ini melibatkan personel Pasukan Pertahanan Selandia Baru (NZDF) khususnya dari Unit Operasi Khusus. Dan mereka sudah mengunjungi Suriah seperti diperintahkan," kata Peters.

"Mereka bukan unit tempur dan memiliki spesialisasi untu mencari lokasi Louisa dan mengidentifikasi peluang untuk menyelamatkan dia," tambah Peters.

Harian The New York Times mengabarkan, ICRC yakin Louisa masih hidup karena setidaknya dua orang mengaku melihat dia pada Desember lalu di sebuah klinik di Sousa, salah satu desa terakhir yang dikuasai ISIS.

Baca juga: Militer Lebanon Temukan Sisa Jasad Para Prajurit yang Diculik ISIS

Sejumlah saksi mata mengatakan, Louisa melakukan tugas medis di klinik dan rumah sakit ISIS.

Hal itu mengindikasikan Louisa tak lagi dikurung dan berhasil menggunakan kemampuannya sebagai perawat sebagai alat tawar untuk kebebasannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com