Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Tahun Tinggal di Jerman, Begini Kisah WNI saat Pemilu

Kompas.com - 14/04/2019, 17:04 WIB
Veronika Yasinta

Editor

BERLIN, KOMPAS.com - Warga negara Indonesia yang tinggal di Jerman pada Sabtu (13/4)2019) ramai-ramai mendatangi beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang disediakan oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) untuk menggunakan hak pilih mereka.

Di Jerman, terdapat tiga PPLN yaitu di Hamburg, Berlin dan Frankfurt sehingga warga yang berhak mengikuti pemungutan suara dapat menyesuaikan dengan tempat tinggal mereka.

Berdasarkan pengamatan tim Deutsche Welle, TPS di Berlin ditata mulai pukul 05.00 waktu setempat. Panitia terlihat menggotong kotak suara ke dalam gedung. Makanan juga mulai dipersiapkan.

Sebagai informasi, ini adalah TPS terbesar di Eropa, sekitar 1.300 orang akan datang untuk mencoblos langsung. Sementara untuk pemilih melalui lewat pos sudah ada 456 suara yang masuk.

Menjelang pukul 08.00, suasana di luar gedung sudah mulai ramai. Banyak warga Indonesia yang tinggal di wilayah sekitar Berlin berdatangan, terutama mahasiswa. Setiap pemilih diberi alokasi waktu tertentu, jadi tidak bisa datang begitu saja.

Baca juga: Dinilai Paling Bertanggung Jawab, Peserta Pemilu Diminta Ikut Turunkan APK

Di pintu, pemilih akan melalui pemeriksaan paspor dan surat C6, serta jadwal alokasi waktu. Hingga pukul 11.00 waktu setempat, sudah ada sekitar 500 orang datang untuk mencoblos.

Salah seorang warga yang datang memilih adalah Winar Sunardi (64) warga Indonesia yang sudah tinggal di Berlin sejak 1974. Dia mengaku sudah mengikuti pemilu sekitar 5-6 kali di negara itu.

"Saya masih warga negara Indonesia dan saya peduli tentang perkembangan di Indonesia yang kian membaik," ujarnya.

Meski memiliki keterbatasan mobilitas dan harus ditopang dengan tongkat ketika berjalan, Winar mengaku sengaja datang memilih langsung di TPS dan bukannya melalui pos karena menyukai suasana di TPS.

"Saya senang kumpul dengan adik-adik dan melihat persiapan yang baik," ujarnya.

Winar juga mengingatkan, tidak semua negara memberikan hak bersuara seperti ini kepada warganya sehingga dia menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin.

Selain itu, ada pula Rudi Hardiman yang telah tinggal di Jerman sejak 1984 juga berperan menjadi saksi pemilu tahun ini.

"Kebetulan saya punya rasa idealisme, mencoba memberikan sedikit kontribusi untuk tanah air. Semoga dengan adanya demokrasi kita bisa menemukan kepala negara yang lebih ideal, yang lebih memperhatikan rakyatnya," ujar Rudi.

Baca juga: Di Hong Kong, TKI yang Paspornya Ditahan Majikan Tak Bisa Nyoblos

Ketua PPLN Berlin Roni Soesman mengatakan, jumlah pemilih berdasarkan data terakhir adalah sebanyak 2.184 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.372 orang di antaranya memilih untuk menyalurkan hak demokrasi mereka melalui TPS.

"Sisanya menggunakan metode pos. Pada pemilu tahun ini PPLN Berlin tidak menggunakan KSK karena memang rata-rata pemilih sudah dapat dijangkau dengan dua metode lainnya, yaitu TPS dan pos”, demikian penjelasan Roni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com