Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Klaim Serangan Bom Bunuh Diri di Pasar Buah di Pakistan

Kompas.com - 14/04/2019, 07:56 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

QUETTA, KOMPAS.com - Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim insiden bom bunuh diri di pasar buah kota Quetta, Pakistan, pada Jumat (12/4/2019), yang menewaskan 20 orang dan melukai 48 orang lainnya.

Diwartakan kantor berita AFP, kelompok itu merilis pada Sabtu (13/4/2019) sebuah foto pelaku bom bunuh diri dengan mencantumkan namanya dan menyatakan menargetkan komunitas muslim Shiite.

Namun sebelumnya, kelompok pecahan Taliban di Pakistan yang kurang dikenal juga mengklaim serangan tersebut.

Baca juga: Pasar Buah di Pakistan Diserang Bom Bunuh Diri, 20 Orang Tewas

Organisasi itu mengaku berkolaborasi dengan Lashkar-e-Jhangvi (LeJ), yang sebelumnya pernah melakukan teror berdarah di beberapa tempat di Pakistan.

Di sisi lain, pejabat Pakistan menyanggah ISIS masih aktif di negara itu, namun kelompok tersebut telah mengklarifikasi sejumlah serangan sebelumnya.

Etnis Hazara merupakan bagian terbesar dari populasi muslim Shiite di kota Quetta, sebuah ibu kota di provinsi Balochistan sekaligus wilayah terbesar dan termiskin di Pakistan, yang penuh dengan pemberontakan etnis, sektarian dan separatis.

Ciri-ciri Asia Tengah yang dimiliki masyarakat Hazara membuat mereka mudah dikenali dan menjadi sasaran empuk bagi militan.

Mereka begitu sering menjadi target dan dipaksa untuk tinggal di dua kantong wilayah yang dilindungi di kota dan diberikan pengawalan polisi setiap hari apabila pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan hidup.

Setelah insiden bom bunuh diri pada Jumat lalu, puluhan orang termasuk perempuan dan anak-anak yang tergabung dalam komunitas Hazara terus menempati salah satu jalan utama kota itu untuk menuntut penangkapan pelaku.

Amnesty International menyatakan tragedi bom bunuh diri kembali menjadi pengingat menyakitkan dari banyak serangan yang diderita oleh masyarakat Hazara di Quetta selama bertahun-tahun.

Baca juga: India Disebut Tidak Jatuhkan Satu Pun Jet Tempur F-16 Pakistan

 

Lembaga itu juga menyerukan agar pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan untuk memberi mereka perlindungan yang lebih baik.

"Setiap kali, ada janji akan ada lebih banyak yang dilakukan untuk melindungi mereka, dan setiap kali janji-janji itu gagal terwujud," tulis Wakil Direktur Amnesty untuk Asia Selatan Omar Waraich.

Kekerasan di Pakistan telah menurun secara signifikan sejak serangan militan paling mematikan di negara itu. Serangan tersebut menyasar sebuah sekolah di kota Peshawar pada 2014 yang menewaskan lebih dari 150 orang, kebanyakan dari korban tewas adalah anak-anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com