Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diwarnai Makan Bakso, Pencoblosan di KBRI Swiss Berjalan Lancar

Kompas.com - 13/04/2019, 17:16 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

BERN, KOMPAS.com - Susasana mendung dengan suhu udara tak beranjak dari angka 8 derajat Celcius masih terasa di Bern, Swiss pada April yang seharusnya menghangat.

Kendati demikian, cuaca kurang bersahabat itu, tidak menyurutkan antusias 187 orang yang termasuk di dalam daftar pemilih tetap (DPT), untuk datang ke Elfenauweg 51, Bern, Swiss, Sabtu (13/4) sejak pukul 08.00 waktu setempat.

Lagi pula, Ketua PPLN Swiss, sehari sebelumnya, menjanjikan coblosan langsung di TPS 001 Bern, Swiss, akan berjalan lancar.

Baca juga: Dibanding 5 Tahun Lalu, Jumlah WNI di Swiss yang Masuk DPT Meningkat

"Insyah Allah, aman,“ kata Illenez, ketua PPLN Swiss, kepada Kompas.com.

Sebagaimana PPLN Eropa lainnya, Swiss dan Liechtstenstein, melakukan pemungutan suara pada 13 April 2019. Sementara pencoblosan lewat pos,  sudah dilaksanakan sejak dua pekan silam.

Menjelang tengah hari, hingga berita ini ditulis, coblosan berlangsung lancar.

Bahkan komunitas Indonesia di Swiss, yang sebelumnya bertikai di dunia maya, terlihat tidak saling bermusuhan.

Christiana Streiff, mengaku tidak canggung bertemu sesama warga Indonesia yang berbeda pilihannya.

"Oke saja, tidak ada canggung. Saya datang ke sini untuk menjalankan hak pilih saya, sekaligus mengamati jalannya pesta demokrasi di sini,“ katanya.

Maria Sri Rohanah, juga merasakan hal serupa. "Saya juga gak banyak kenal, tahu nama dan muka saja, jadi ya enggak terasa ada permusuhan," katanya.

Hal yang lebih penting, imbuh Maria, dirinya merasakan langsung pemilu di TPS, khususnya di Bern. "Suasananya ini loh, kalau lewat pos kan enggak (terasa) demikian," kata Maria.

Tidak ada keributan dan semua berlangsung lancar seperti jaminan panitia.

Dan setelah mencoblos para pemilih yang lapar dan kangen masakan Indonesia, tersedia bazaar makanan Indonesia. Dari lontong sayur, bakso, hingga cendol dan bajigur siap untuk disantap.

Sesuai jadwal, TPS yang berada di ruang serba guna KBRI Bern, Swiss itu, memulai kegiatannya mulai pukul 08.00 waktu setempat, yang enam jam lebih lambat dari waktu Jakarta.

Satu demi satu, sesuai nomor urut dalam daftar pemilih tetap yang sudah didaftar sejak awal, mereka bergiliran memberikan suaranya.

Mereka yang memiliki nomor urut awal, namun belum datang, akan dilewati pemilih nomor urut berikutnya.

Maria Sri Rohanah, yang memiliki nomot urut di atas 100, lantaran nomor urut sebelumnya belum datang, bisa mencoblos agak awal.

Meskipun tercatat hanya berjumlah 187 daftar pemilih tetap yang diundang PPLN, kalangan yang hadir beragam. Mereka yang memilih lewat pos, juga ikutan datang.

"Memberikan semangat," kata salah satu pemilih lewat pos.

Begitu juga orang Indonesia yang sudah berpaspor Swiss, terlihat menyempatkan datang. Alasannya, silaturahmi dan memberikan dukungan moral.

"Atau antar istri," kata salah satu warga Swiss yang menikah dengan orang Indonesia.

Sementara pemilih yang memberikan suaranya lewat pos, sebagaimana diklaim Illenez, sudah terkumpul sekitar 500 amplop.

"Kemarin sampai segitu, sekarang pasti lebih banyak lagi. Belum kami hitung semua,“ akunya.

Baca juga: 1.839 WNI Ikut Pemilu di Yaman

Jumlah  500 surat suara yang datang lewat pos ini, mencapai sedikitnya 65 persen surat suara yang ada.

"Pasti akan datang lagi, waktunya juga masih ada hingga tanggal 17,“ imbuh Illenez.

Surat suara yang datang  lewat pos ini, akan dihitung bersama dengan surat suara yang dicoblos hari ini pada 17 April mendatang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com