Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Sehari Menjabat, Panglima Militer Sudan Mengundurkan Diri

Kompas.com - 13/04/2019, 08:04 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com — Panglima militer Sudan mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat (12/4/2019), hanya sehari setelah dilantik.

Jenderal Awad Ibn Ouf mengumumkan pengunduran dirinya setelah dilantik pada Kamis (11/4/2019) malam menyusul pendongkelan Presiden Omar al-Bashir.

"Saya mengumumkan pengunduran diri sebagai Ketua Dewan Militer Transisional," ujar Jenderal Awad sambil mengatakan dia telah menunjuk Jenderal Abdel Fattah al-Burhan Abdulrahman sebagai penggantinya.

"Saya memercayai pengalaman dan kepantasan Jenderal Abdulrahman untuk membawa kapal ini dengan selamat ke pantai," kata Awad.

Baca juga: Setelah 30 Tahun Berkuasa, Presiden Sudan Dikabarkan Mundur

Langkah Awad ini diambil setelah Ketua Dewan Politik Letnan Jenderal Omar Zain al-Abdin menyampaikan pidatonya di televisi.

Dalam pidato yang ditujukan untuk para diplomat Arab dan Afrika itu, Omar Zain mengatakan, tentara tidak melakukan kudeta, tetapi berpihak kepada keinginan rakyat.

Lengsernya Jenderal Awad menjadi sebuah pertanda jelas adanya kebingungan di antara para pemimpin Sudan setelah tersingkirnya Omar al-Bashir.

Di sisi lain muncul kegembiraan dan perayaan di jalanan ibu kota Khartoum.

Puluhan ribu pengunjuk rasa menggelar doa bersama di dekat markas besar tentara di Khartoum.

Para pengunjuk rasa menginginkan agar militer memberikan jalan bagi pemerintahan sipil baru Sudan.

Sementara itu, Asosiasi Profesional Sudan yang memimpin unjuk rasa nasional menyebut mundurnya Awad sebagai kemenangan rakyat.

Kelompok itu juga memimpin aksi protes menyerukan agar panglima militer baru Sudan menyerahkan kekuasaan dewan militer kepada pemerintah sipil.

Baca juga: Kritik Presiden Sudan di Twitter, Pemimpin Oposisi Bahrain Dihukum Penjara

"Jika ini tidak terjadi, kami akan terus melakukan aksi duduk di markas militer dan di kota-kota lain," demikian pernyataan asosiasi itu.

Unjuk rasa menentang 30 tahun kekuasaan Omar al-Bashir pertama kali pecah pada Desember tahun lalu yang dipicu kenaikan tiga kali lipat harga roti di negeri miskin itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com