Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Akhirnya Setujui Proyek Jaringan KA yang Dibiayai China

Kompas.com - 12/04/2019, 15:21 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pemerintah Malaysia, Jumat (12/4/2019), akhirnya menyetujui proyek pembangunan jaringan kereta api pantai timur (ECRL) yang dibiayai China.

Pemerintahan PM Mahathir Mohammad sempat berencana membatalkan proyek yang diteken di masa pemerintahan Najib Razak karena dianggap terlalu mahal.

ECRL adalah satu dari banyak proyek dukungan China yang sempat ditunda kelanjutannya usai kekalahan koalisi pemerintah yang sudah berkuasa hampir enam dekade.

Baca juga: Mahathir kepada Duterte: Hati-hati terhadap Pinjaman dari China

Sejumlah kritikus mengatakan, proyek-proyek China itu tidak transparan, bisa menambah utang negara, dan saat itu mengalirkan uang untuk mantan PM Najib Razak.

Setelah negosiasi berbulan-bulan antara pemerintah Malaysia dan China serta perusahaan yang terlibat, sebuah kesepakatan baru terkait proyek ECRL tercapai.

Biaya pembangunan jaringan rel kereta yang akan menghubungkan pantai barat dan timur Malaysia ini disepakati 44 miliar ringgit atau sekitar Rp 151 triliun.

Jumlah ini turun dari angka yang disepakati di zaman Najib yaitu 65,5 miliar ringgit atau hampir Rp 225 triliun.

"Penuruhan harga ini pasti menguntungkan Malaysia dan meringankan beban finansial negara," demikian pernyataan kantor PM Malaysia.

Baca juga: Mahathir Sebut Masih Bernegosiasi Proyek Rp 281 Triliun yang Dibiayai China

Upaya meringankan beban negara amat penting apalagi pemerintahan PM Mahathir Mohammad mewarisi utang nasional yang amat berat.

Proyek ECRL ini dianggap sebagai salah satu bagian penting dalam inisiatif infrastruktur global Sabuk dan Jalan yang dilakukan Beijing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com