TRIPOLI, KOMPAS.com - Sebanyak 56 orang dilaporkan telah tewas akibat pertempuran di Libya selama enam hari terakhir.
Selain itu, sekitar 266 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit, sementara ribuan warga terpaksa mengungsi dan meninggalkan tempat tinggal mereka.
"Ribuan orang telah meninggalkan rumah mereka, sementara banyak yang lainnya masih terjebak di kawasan konflik. Rumah sakit baik di dalam maupun luar kota Tripoli terus menerima korban setiap hari," ujar Badan Kesehatan Dunia, WHO, dalam pernyataannya, Kamis (11/4/2019).
Baca juga: AS Desak Pasukan Haftar Hentikan Serangan ke Ibu Kota Libya
WHO menambahkan, mereka telah mengirim tim darurat ke rumah sakit garis depan dan menambah pasokan medis ke daerah yang terdampak pertempuran.
Pertempuran terjadi di dekat ibu kota Libya, Tripoli, antara pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) dengan militer dari Pemerintah Perjanjian Nasional (GNA) sejak Sabtu (6/4/2019) pekan lalu.
Pasukan LNA yang dipimpin jenderal militer Khalifa Haftar melancarkan serangan untuk merebut wilayah ibu kota Tripoli dari GNA yang didukung PBB.
Ini menjadi peningkatan ketegangan terkini sejak digulingkannya diktator Moamar Gadhafi oleh pasukan yang didukung NATO pada 2011.
Perwakilan WHO di Libya, Syed Jaffar Hussain memperingatkan bahwa konflik yang berkepanjangan dan jatuhnya korban yang terus bertambah bakal semakin memperburuk krisis di negara itu, dengan pasokan yang terbatas dan kerusakaninfrastruktur kesehatan semakin parah.
"Bantuan dari PBB ke rumah sakit di sekitar Tripoli juga terhambat situasi baku tembak yang terus menerus hingga ke dekat permukiman padat penduduk," ujarnya, dikutip AFP.
Kekhawatiran juga muncul dari para pengungsi dari Tripoli. Banyak di antara mereka ditahan dalam kondisi yang menyedihkan saat mencoba melintasi perbatasan Libya untuk mencapai Eropa.
Baca juga: Situasi Libya Memanas, Pasukan Pemerintah Berjaga di Ibu Kota Tripoli
Badan pengungsi PBB dilaporkan telah mengevakuasi 150 orang dari pusat penahanan yang terkena dampak pertempuran.
WHO menambahkan memberi perawatan kepada para migran di tengah situasi pertempuran yang terus memanas sangat sulit dilakukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.