Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Apollo 13 Meluncur ke Bulan, Misinya Gagal...

Kompas.com - 11/04/2019, 16:56 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wahana antariksa yang dikembangkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Apollo 13, diluncurkan ke Bulan pada hari ini 49 tahun lalu, tepatnya pada 11 April 1970.

Peluncuran ini menjadi misi pendaratan ketiga di Bulan sepanjang catatan sejarah NASA. NASA sebelumnya telah menempatkan astronot Neil Armstrong dan Edwin "Buzz" Aldrin di satelit Bumi itu.

Peluncuran Apollo merupakan program luar angkasa yang dilakukan dari Cape Canaveral, Florida. Di dalam Apollo 13, terdapat tiga orang astronot, yakni James A Lovell, John L Swigert, dan Fred W Haise.

Tempat yang menjadi tujuan peluncuran Apollo ini adalah Fra Mauro, sebuah dataran tinggi di Bulan. Lokasi ini menjadi tempat para astronot mengeksplorasi Imbrium Basin atau cekungan yang ada di Bulan, dan melakukan eksperimen geologi lainnya.

Masih di hari yang sama pukul 21.00 waktu Amerika Serikat, Apollo 13 berada 200.000 mil dari Bumi. Ketika itu, awak luar angkasa ini baru saja menyelesaikan siaran televisi dan memeriksa Aquarius, yang merupakan landing module (LM) atau modul pendaratan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Apollo 7, Misi Berawak Pertama AS yang Capai Orbit Bumi

Keesokan harinya, Apollo 13 memasuki area orbit Bulan. Dengan begitu, tak lama lagi seharusnya Lovell dan Haise akan menjadi manusia kelima dan keenam yang melangkahkan kakinya di Bulan.

Namun, 13 April pukul 21.08 malam, semua rencana yang ada gagal direalisasikan, karena terjadi sebuah ledakan pada pesawat luar angkasa yang mereka tumpangi.

Tangki oksigen nomor 2 diledakkan, membuat suplai oksigen, listrik, penerangan, dan air tidak tersedia. Kejadian ini kemudian dilaporkan oleh salah satu awak pesawat, Lovell, kepada kru yang ada di Bumi.

“Houston, kami memiliki masalah di sini,” kata Lovell.

Dengan segera, para kru pengontrol berupaya untuk mencari tahu apa yang terjadi dan di titik mana letak kesalahan itu berada.

Beberapa menit setelahnya, Lovell melihat ke luar dari jendela kiri dan melihat pesawat angkasa itu mengeluarkan gas, yang ternyata adalah oksigen di command’s module (CM) atau modul pengendali.

Pendaratan di Bulan pun dibatalkan. Modul pengendali kehilangan banyak tekanan, sel-sel bahan bakar pesawat luar angkasa ini pun ikut mati.

Satu jam setelah ledakan, pengontrol misi menginstruksikan para kru untuk berpindah ke modul pendaratan yang memiliki persediaan oksigen mencukupi. Mereka diminta memanfaatkannya sebagai alat penyelamat darurat.

Setelah itu, modul pengendali dinonaktifkan, namun harus dibawa kembali ke Bumi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: AS Perkenalkan Mercury Seven, Para Astronot Pertamanya

Keberadaan modul pendaratan memang diciptakan untuk mengangkut kembali para astronot yang mengorbit ke Bulan untuk kembali ke Bumi. Kapasitas pembangkit energi yang ada di dalam modul pendaratan dirancang dapat bertahan selama 45 jam.

Jika menginginkan awak Apollo 13 berhasil kembali ke Bumi dalam keadaan hidup, berarti modul setidaknya harus menyediakan oksigen selama 90 jam untuk tiga orang kru yang ada di dalamnya.

Terjadinya letusan tangki oksigen di badan pesawat, menjadi tantangan baru yang tidak mudah bagi para kru di Bumi. Mereka harus mencari cara bagaimana Apollo 13 bisa membawa kembali para kru ke Bumi dalam keadaan hidup dan selamat.

Untuk menempuh perjalanan panjang ini, modul pendaratan membutuhkan energi dan air pendingin, keduanya harus diupayakan sendiri oleh para awak yang ada di dalamnya.

Mereka akan mengalami suhu kabin yang begitu dingin, beberapa derajat di atas titik beku. Penghapusan karbon dioksida juga menjadi masalah di sini, karena tabung litium hidroksida dari modul pengendali tidak sesuai dengan sistem modul pendaratan.

Baca juga: Wahana Antariksa Soviet Tahun 1972 Diperkirakan Segera Jatuh ke Bumi

Kru di Bumi membuat adaptor dadakan dari bahan yang ada di dalam pesawat, dan yang sedang terjebak di luar angkasa itu berhasil menyalin model yang dibuat.

Selain kadar oksigen, modul pendaratan juga harus bisa menavigasi pesawat luar angkasa itu sejauh 200.000 mil, mengingat posisinya saat itu dari Bumi. Padahal, modul pendaratan tidak memiliki sistem navigasi secanggih modul pengendali.

Kru yang ada di Bumi maupun di pesawat harus mengetahui arah yang akan ditempuh untuk bisa kembali ke Bumi pada 14 April 1970.

Swigert dan Haise mengambil gambar, sementara Lovell berkomunikasi dengan kru di Bumi membicarakan pilihan tersulit, yakni membakar mesin selama 5 menit sehingga memberi kecepatan yang cukup bagi modul pengendali untuk kembali sebelum energinya habis

Upaya ini berhasil dilakukan, dan Apollo 13 sudah dalam perjalanan pulang. Untuk tiga hari ke depan, ketiga astronot itu akan meringkuk di suhu beku bulan.

Setelah cukup lama dinonaktifkan, modul pengendali kembali dinyalakan. Semua berjalan baik, sebelum pukul 01.00 dini hari, Apollo 13 sudah memasuki atmosfer Bumi dan pesawat sudah mulai terlihat.

Mereka akhirnya selamat setelah menjatuhkan diri ke Samudra Pasifik.

Misi ini dianggap begitu dramatis, hingga menarik minat produser untuk mengangkat kisahnya dalam sebuah film. Pada 1995, tayang film berjudul Apollo 13 yang dibintangi Tom Hanks, Kevin Bacon, dan Bill Paxton sebagai tiga astronot di wahana antariksa itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com