Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Janjikan "Balasan Serius" kepada Negera Pemberi Sanksi

Kompas.com - 11/04/2019, 16:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan bakal memberi "balasan serius" kepada negara yang bertanggung jawab memberi sanksi atas mereka.

Pernyataan itu merupakan tanggapan atas pertemuan kedua dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Vietnam pada akhir Februari.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari di Hotel Metropole Hanoi, Trump dan Kim tidak mencapai kesepakatan karena berkaitan dengan isu denuklirisasi.

Baca juga: Menteri Luar Negeri AS Sebut Kim Jong Un sebagai Tiran

"Kita harus memberikan balasan kuat kepada negara pengacau yang membuat kita berlutut dengan sanksi," kata Kim kepada KCNA, dikutip The Guardian Kamis (11/4/2019).

Berbicara dalam sidang pleno Partai Buruh Rabu (10/4/2019), Kim tidak menyebutkan AS maupun membahas tentang senjata nuklir Korut.

Namun, para analis memprediksi penyebutan "negara musuh" yang diucapkan Kim itu merupakan bentuk tekanan kepada Washington.

"Kim memang tidak menyebut AS. Namun, dia menghubungkan sanksi itu dilakukan negara tak bertanggung jawab," ujar Shin Beom-chul, peneliti Asan Institute for Policy Studies.

Peneliti yang berbasis di Seoul, Korea Selatan (Korsel), itu menjelaskan Korut bakal melakukan tindakan besar kecuali AS menawarkan pencabutan sanksi.

"Anda mempertahankan sanksi, maka Anda adalah negara musuh. Namun jika Anda mencabutnya, maka Anda adalah kawan," papar Shin.

Ketika pertemuan kedua Kim dan Trump tanpa hasil, Korut menyatakan mereka hanya meminta sedikit sanksi yang dianggap menghancurkan sanksi mereka dicabut.

Sebagai gantinya, mereka menawarkan bakal menghancurkan fasilitas nuklir utama di Yongbyon. Namun Trump dalam konferensi pers berkata sebaliknya.

Menurut Trump, pertemuan itu gagal karena rezim Kim meminta seluruh sanksi dicabut. Dia menegaskan AS siap mencabut sanksi jika Korut menyerahkan seluruh nuklirnya.

Dalam pertemuan politbiro pekan ini, Kim mengatakan situasi yang terjadi sangat tegang, dan menegaskan negaranya perlu "mandiri".

Meski Kim telah memperingatkan Korut siap mengambil "jalan baru" awal tahun ini, Korsel berharap Kim tetap fokus kepada ekonomi setelah mereka mendeklarasikan diri sebagai negara nuklir.

"Kami masih yakin kebijakan strategis baru yang diumumkan tahun lalu, berupa konstruksi ekonomi penuh, masih berjalan," ungkap juru bisa Kementerian Unifikasi Baik Tae-hyun.

Baca juga: Kim Jong Un Kumpulkan Para Pejabat Tinggi Korea Utara, Ada Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com