PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan bakal memberi "balasan serius" kepada negara yang bertanggung jawab memberi sanksi atas mereka.
Pernyataan itu merupakan tanggapan atas pertemuan kedua dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Vietnam pada akhir Februari.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari di Hotel Metropole Hanoi, Trump dan Kim tidak mencapai kesepakatan karena berkaitan dengan isu denuklirisasi.
Baca juga: Menteri Luar Negeri AS Sebut Kim Jong Un sebagai Tiran
"Kita harus memberikan balasan kuat kepada negara pengacau yang membuat kita berlutut dengan sanksi," kata Kim kepada KCNA, dikutip The Guardian Kamis (11/4/2019).
Berbicara dalam sidang pleno Partai Buruh Rabu (10/4/2019), Kim tidak menyebutkan AS maupun membahas tentang senjata nuklir Korut.
Namun, para analis memprediksi penyebutan "negara musuh" yang diucapkan Kim itu merupakan bentuk tekanan kepada Washington.
"Kim memang tidak menyebut AS. Namun, dia menghubungkan sanksi itu dilakukan negara tak bertanggung jawab," ujar Shin Beom-chul, peneliti Asan Institute for Policy Studies.
Peneliti yang berbasis di Seoul, Korea Selatan (Korsel), itu menjelaskan Korut bakal melakukan tindakan besar kecuali AS menawarkan pencabutan sanksi.
"Anda mempertahankan sanksi, maka Anda adalah negara musuh. Namun jika Anda mencabutnya, maka Anda adalah kawan," papar Shin.
Ketika pertemuan kedua Kim dan Trump tanpa hasil, Korut menyatakan mereka hanya meminta sedikit sanksi yang dianggap menghancurkan sanksi mereka dicabut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.