MURANGA, KOMPAS.com - Tinggal di wilayah pedalaman tentu saja membuat penduduk
desa untuk mendapat akses sejumlah fasilitas.
Area
jalan terjal, hutan, sungai, dan sebagainya tak jarang menghalangi warga ke
toko terdekat untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Namun, seorang pria di
Kenya memutuskan untuk berbuat sesuatu untuk menyelamatkan penderitaan sesama penduduk desa lainnya.
Diwartakan BBC, Rabu (10/4/2019), Nicolas Muchami membuat jalan dengan cangkul, sekop, dan kapak, menyingkirkan semak-semak lebat agar warga dapat menuju toko-toko terdekat.
Kisah Muchami pertama kali disorot di Facebook oleh Kinyungu Micheke, yang memuji kegigihan pria tersebut setelah pemerintah tidak memperhatikan permintaan warga terkait jalan.
Selama enam hari, dia berhasil membersihkan area lebat menjadi terbuka untuk jalan sejauh 1,5 km. Berkat aksinya, kini dia dipuji sebagai pahlawan setempat bagi desa Kaganda, Muranga.
Biasanya, penduduk di wilayah sekitar 80 km dari utara Nairobi itu menggunakan rute sejauh 4 km untuk sampai ke pusat pertokoan.
Warga desa kesal karena jalan pintas ke toko-toko, melalui jalan setapak melewati tanah pribadi, baru-baru ini telah dipagari.
Muchami pun akhirnya terdorong untuk mengambil tindakan.
"Saya memiliki banyak energi dalam tubuh. Saya memutuskan untuk menjadi sukarelawan," katanya.
Selama membuat jalan, dia bekerja dari pukul 07.00 hingga 17.00, yang dimulai pada Senin (1/4/2019) hingga Sabtu (6/4/2019). Dia ingin segera menyelesaikan jalan sebelum hujan turun.
Awalnya masyarakat ragu dengan Muchami karena dia biasanya mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan sampingan di singa hari dan menjadi penjaga di malam hari.
"Ketika saya bekerja di jalan, orang-orang akan bertanya kepada saya, 'Apakah Anda dibayar'?" ujarnya.
Meski setengah km lagi dari jalan masih harus diselesaikan, penduduk setempat, termasuk murid sekolah, telah menggunakan bagian jalan yang telah dia bersihkan.
"Saat ini saya telah membuat orang bahagia, dan saya juga bahagia. Pekerjaan saya telah membantu semua orang," kata pria berusia 45 tahun itu.
Dia berencana untuk terus menggali bagian yang tersisa, meski penduduk desa lain menolak untuk membantunya karena tidak ada yang mau bekerja tanpa bayaran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.