Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhkan Nyeri Dada, Dalai Lama Diterbangkan ke Rumah Sakit

Kompas.com - 10/04/2019, 09:01 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber CNN,AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, dikabarkan tengah menjalani perawatan di rumah sakit di India, setelah mengeluhkan menderita rasa sakit pada bagian dada.

Menurut asisten pribadinya, Tenzin Taklha, Dalai Lama baru saja kembali ke kediamannya di Dharamsala, Himalaya, dari menghadiri pertemuan di New Delhi, Selasa (9/4/2019).

"Dia mengatakan merasa tidak nyaman sehingga kami kembali menerbangkannya ke New Delhi untuk pemeriksaan," kata Taklha kepada News 18.

"Dokter telah mendiagnosisnya dengan infeksi dada dan dia harus dirawat. Namun kondisinya sudah stabil. Dia akan dirawat selama dua tiga hari," ujarnya kepada Reuters.

Ngodup Tsering, perwakilan Dalai Lama di Amerika Serikat, mengatakan kepada AFP bahwa Dalai Lama diterbangkan ke New Delhi pada Selasa pagi.

"Pihak dokter mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisinya tidak serius," ujar Tsering.

Baca juga: Faktor Usia Jadi Alasan Dalai Lama Kurangi Kunjungan ke Luar Negeri

Inspektur kepolisian Kangra, Santosh Patial, mengataka kepada The India Express bahwa Dalai Lama melakukan penerbangan reguler pada Selasa pagi dan tidak ditandu. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.

Bulan lalu telah menandai 60 tahun sejak Dalai Lama meninggalkan Tibet untuk diasingkan di India setelah upaya pemberontakan yang gagal pada 1959, menyusul datangnya pasukan China ke Tibet yang mendorong ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan.

Sejak saat itu, Dalai Lama menjadikan India sebagai rumahnya. India secara resmi menyebut biksu Buddha berusia 83 tahun itu sebagai tamu kehormatan.

Dari India, Dalai Lama pergi ke berbagai negara, menjadi ikon budaya dan spiritual. Namun tahun lalu, dia memutuskan mengurangi kegiatannya karena usia yang sudah semakin tua.

Tidak jelas siapa yang akan menggantikannya sebagai pemimpin spiritual Buddha di Tibet, bagaimana penggantinya akan dipilih atau apakah akan ada sosok Dalai Lama yang lain.

Secara tradisi, gelar tersebut diberikan kepada sosok pemimpin dengan peringkat tertinggi dalam ajaran Buddha di Tibet.

Gelar itu diberikan kepada sosok yang dianggap sebagai reinkarnasi dari deretan guru agama yang dihormati.

Dalam sebuah wawancara akhir-akhir ini, ketika ditanya apa yang akan terjadi setelah kematiannya, Dalai Lama mengatakan akan adanya kemungkinan upaya yang dilakukan pemerintah China untuk menyusupkan penggantinya untuk umat Buddha di Tibet.

Baca juga: Kutip Dalai Lama, Mercedes-Benz Minta Maaf pada Masyarakat China

"Di masa mendatang, jika Anda melihat ada dua Dalai Lama yang datang, satu dari sini, sebuah negara yang bebas, dan satu datang dari China, lalu tidak akan ada seorang pun yang percaya, tidak ada yang akan menghormati (yang dipilih China)," ujar Dalai Lama.

"Maka itu bisa menjadi masalah tambahan bagi rakyat China. Hal itu mungkin dan bisa saja terjadi," imbuhnya.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan, pada Maret lalu, reinkarnasi Buddha yang masih hidup, termasuk Dalai Lama, harus mematuhi hukum dan peraturan China dan mengikuti ritual keagamaan dan adat bersejarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com