Biaya yang mahal terkadang juga menjadikan pabrik susu tak membersihkan botol-botolnya. Akibatnya, konsumen mulai merasa tak nyaman akan kebersihan dan kesehatan, ketika melihat susu-susu pesanannya di truk.
Lebih buruk lagi, ada tukang susu yang membagi 1 liter susu ke dalam dua botol yang belum dibersihkan, hanya untuk memenuhi pesanan pelanggan. Hal inilah yang menyebabkan pembotolan mendapatkan kritikan keras dari konsumen.
Permasalahan ini mengarah pada pengembangan wadah sekali pakai. Wadahnya berbentuk kotak, silinder hingga piramida yang terbuat dari kertas/karton tebal. Wadah ini dinilai ringan dan hemat tempat ketika berada di truk susu.
Pada 1950-an, wadah ini mengalami perbaikan dengan bentuk yang lebih ekonomis agar susu mudah dituangkan.
Sampai saat ini, pengemasan menggunakan karton masih digunakan dan tersedia bebas di beberapa toko. Selain itu, juga ada botol plastik untuk mengemas susu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.