Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayatollah Ali Khamenei Minta Irak Usir Pasukan AS Secepatnya

Kompas.com - 07/04/2019, 20:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak Irak agar mengusir pasukan Amerika Serikat (AS) dari negaranya.

Desakan itu terjadi di tengah kunjungan Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi ke Teheran Sabtu kemarin (6/4/2019) di tengah tekanan AS agar Irak menjaga jarak.

"Engkau harus pastikan AS menarik pasukan mereka secepat munking. Sebab di mana militer mereka berada, mengusir pasukan itu jadi masalah tersendiri," kata Ayatollah Khamenei.

Baca juga: AS Bakal Umumkan Garda Revolusi Iran sebagai Organisasi Teroris

Diwartakan AFP Minggu (7/4/2019), kepada Mahdi, Khamenei menyebut Washington tak puas dengan pemerintah Irak saat ini, dan berniat menggantinya.

Iran mempunyai hubungan yang rekat namun rumit dengan Irak, dengan hubunga itu kebanyakan berasal dari pengaruh kelompok politik Syiah.

Teheran merupakan importer barang pokok terbesar kedua di Irak dan menikmati hubungan politik terutama di kalangan partai Syiah.

Apalagi dalam empat tahun terakhir, Iran juga membantu mengusir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari Irak, di mana AS juga berpartisipasi.

Washington menekan Irak untuk jaga jarak dari Iran setelah Presiden Donald Trump mengumumkan AS keluar dari perjanjian nuklir tahun lalu, dan mengganjar Iran sanksi.

Meski menjalin hubungan, kedua negara sempat berperang pada 1980-1988. Setelah itu, pengaruh Iran membesar setelah invasi AS untuk menggulingkan Saddam Hussein pada 2003.

Komentar Khamenei muncul setelah koalisi politi terbesar Irak mengusulkan agar dibentuk peraturan berisi seruan kepada negara asing untuk menarik pasukan mereka.

Saat ini berdasarkan keterangan Pentagon, terdapat 5.200 orang tentara AS yang bermarkas di Irak, seperti dilaporkan Middle East Eye.

Dalam usulan undang-undang tersebut, terdapat desakan agar pasukan asing keluar dari Irak mulai dari 12 bulan hingga paling lambat 36 bulan.

Grup politik yang digawangi veteran perang melawan AS telah lama menyerukan sudah waktunya AS keluar, apalagi sejak ibu kota "kekhalifahan" ISIS di Mosul direbut pada 2017.

Selain dengan Khamenei, Mahdi juga bertemu Presiden Irak Hassan Rouhani di mana keduanya menyepakati pengembangan di bidang gas dan energi.

Baca juga: AS Siap Bantu Iran yang Dilanda Bencana Banjir Besar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com