BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China akan menutup kawasan industri kimia di kota Yancheng, provinsi Jiangsu, pascainsiden ledakan bulan lalu yang menewaskan hingga 78 orang.
Keputusan untuk menutup kawasan Taman Industri Kimia Xiangshui itu dibuat pada Kamis (4/4/2019) oleh otoritas setempat. Demikian diberitakan CCTV.
Pemerintah Provinsi Jiangsu juga akan mulai menutup jumlah pabrik kimia yang ada hingga sekitar setengahnya pada 2020, seperti dilansir situs berita The Paper.
Ledakan yang terjadi di kawasan pabrik kimia di Yancheng pada 21 Maret lalu itu menjadi kecelakaan industri terburuk yang terjadi di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Ledakan di Akademi Militer Rusia, Empat Prajurit Terluka
Selain menewaskan hingga 78 orang, ledakan juga melukai 187 orang dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis. Ribuan warga juga harus dievakuasi dari kawasan sekitar lokasi ledakan karena adanya kekhawatiran gas beracun.
Ledakan yang terjadi sangat besar sehingga sempat memicu terjadinya gempa kecil bermagnitudo 2,2 yang dirasakan warga di sekitar lokasi insiden.
Tiga karyawan dari perusahaan Jiangsu Tianjiayi Chemical, perusahaan pemilik fasilitas tempat terjadinya ledakan, telah ditahan petugas untuk dimintai keterangan.
"Ketiganya diduga bertanggung jawab atas insiden ledakan yang terjadi di Yancheng," tulis pernyataan resmi pemerintah setempat di Weibo, dikutip AFP.
Perusahaan kimia Jiangsu Tianjiayi Chemical yang didirikan pada 2007, memiliki sekitar 195 karyawan. Perusahaan itu memproduksi bahan kimia mentah termasuk anisol, senyawa kimia yang sangat mudah terbakar.
Perusahaan tersebut juga dilaporkan memiliki catatan pelanggaran peraturan lingkungan, menurut Biro Lingkungan dan Ekologi Kota Yancheng.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.