Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duterte ke China: Jangan Sentuh Pag-asa, Saya Punya Tentara di Sana

Kompas.com - 05/04/2019, 12:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan China untuk tidak lagi berusaha memasuki kawasan sengketa di Laut China Selatan.

Berupaya menarik investasi dari raksasa Asia itu, Duterte menahan kritik ketika Beijing berupaya memperluas pengaruhnya di Laut China Selatan.

Namun, dia melontarkan peringatan tatkala militer memperingatkan ratusan kapal China berseliweran di Pulau Thitu, dikenal juga sebagai Pag-asa, setahun terakhir.

Baca juga: Duterte: Jika Perang dengan China, Rudal Mereka Bisa Menghantam Manila dalam 7 Menit

"Saya tidak akan memohon. Saya hanya ingin mengatakan jangan sentuh Pag-asa, karena saya punya tentara di sana," tegas Duterte dilansir AFP Jumat (5/4/2019).

"Jika kalian sengaja menyentuhnya, lain cerita. Saya bakal memerintahkan tentara saya bersiap melakukan 'misi bunuh diri'," lanjutnya.

Meski begitu, mantan Wali Kota Davao itu berulang kali berkata jika perang dengan China terjadi, maka negaranya bakal menderita kekalahan.

Peringatan Duterte muncul setelah Kementerian Luar Negeri Filipina merilis pernyataan keberadaan kapal China merupakan pelanggaran kedaulatan.

China, Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam adalah negara yang saling mengklaim wilayah di perairan bernilai triliunan dollar AS itu.

Manila mendapat kemenangan penting ketika pada awal pemerintahan Duterte di 2016, pengadilan internasional menyebut klaim China tidak mempunyai basis data.

Namun, presiden berjuluk The Punisher itu dianggap terlalu lembut karena janji investasi miliaran dollar AS dari Presiden China Xi Jinping.

Beijing pun berupaya mengendurkan tensi dengan menyatakan kedua negara saling bertukar pandangan secara damai di Pag-asa pada Kamis (4/4/2019).

Amerika Serikat, sekutu sekaligus bekas negara yang pernah menduduki Filipina, telah mengumumkan sikap kontra terhadap ekspansi China di sana.

Untuk pertama kalinya, pada Maret Washington mengatakan bakal membantu Filipina jika saja terjadi "konflik bersenjata" di Laut China Selatan.

Angkatan Laut AS berulang kali melakukan misi dengan berlayar dekat dengan pulau buatan di Laut China Selatan, dan menimbulkan protes dari Beijing.

Baca juga: Ada Ratusan Kapal China di Wilayah Sengketa Laut China Selatan, Filipina Protes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com