CARACAS, KOMPAS.com - Kebijakan penjatahan listrik telah diberlakukan Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyusul pemadaman yang tengah terjadi.
Dalam pernyataannya di televisi pemerintah, Maduro juga memerintahkan angkatan bersenjata pro-dirinya untuk ikut memadamkan kekacauan yang terjadi.
Dilansir The Guardian Senin (1/4/2019), Maduro berkata dia tidak punya pilihan lain di tengah upayanya memulihkan pembangkit listrik utama.
Baca juga: Venezuela Mati Lampu, Maduro Umumkan Listrik Dijatah
Baik oposisi maupun pakar menyatakan, pembangkit listrik itu lumpuh karena korupsi dan ketidakmampuan manajemen selama bertahun-tahun.
Namun, Maduro bersikeras mati lampu yang terjadi di Venezuela merupakan "serangan brutal" yang berasal dari lawan politik dan pendukung Amerika Serikat (AS).
"Kita menghadapi sekelompok monster yang ingin menghancurkan Venezuela," tegas Maduro yang menambahkan, tujuannya membuat masyarakat dan negara jadi gila.
Di tengah kekhawatiran krisis Venezuela bakal berubah menjadi fase kekerasan, Maduro menginstruksikan adanya aksi "revolusioner dan patriotik".
Dia meminta militer dan milisi, dikenal dengan nama colectivos, untuk bergerak dan mempertahankan perdamaian di setiap inci negara.
Pekan lalu, orang nomor dua Maduro Diosdado Cabello berpose bersama sekelompok orang bertopeng yang disebut sebagai "penjaga perdamaian".
Pada Minggu pekan lalu (31/3/2019), orang-orang itu dilaporkan telah merespon seruan yang disampaikan Maduro dan mulai melakukan tindakan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.