Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ditahan, Anggota ISIS Berjuluk "Hungry Hamza" Tanya di Mana McDonald's

Kompas.com - 02/04/2019, 14:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAGHOUZ, KOMPAS.com - Seorang anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Inggris bertanya di mana restoran cepat saji ketika dia menyerah dan ditahan.

Hamza Parvez meninggalkan rumahnya yang nyaman di London dan menjadi salah satu warga Inggris pertama yang bergabung bersama ISIS pada 2014.

Dia muncul dalam video perekrutan ISIS lima tahun silam, dan menyerukan kepada warga Inggris lainnya untuk segera mengikuti jejaknya.

Baca juga: Minta Kesempatan Kedua, Pengantin ISIS Shamima Menyesal Punya Anak di Suriah

Namun seperti dilansir Daily Mail Senin (1/4/2019), dia diejek setelah mengunggah twit rindu makan Kentucku Fried Chicken (KFC) dan Nando's.

Kecintaanya kepada restoran cepat saji tak berubah ketika baru-baru ini dia diwawancarai Washington Post di penjara yang dikelola Pasukan Demokratik Suriah (SDF).

Saat wawancara dengan The Post dengan dikelilingi penjaga sebagaimana diwartakan New York Post, pria berjuluk Hungry Hamza itu punya pertanyaan.

"Anda tidak perlu mengatakan di kota mana saya berada. Namun, bisakah saya menemukan McDonald's di sini?" tanya mantan polisi itu.

Bernama lain Abu al-Britani, Hamza termasuk dalam 50 anggota ISIS asal Inggris yang menyerah ketika benteng terakhir mereka di Baghouz direbut.

Pria berusia 26 tahun itu mengaku, dia kehilangan berat badan sekitar 29 kilogram selama terlibat dalam pertempuran terakhir di Baghouz.

Hamza mengungkapkan seperti apa kondisi di Baghouz. Dia bercerita bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi warga setempat anjlok.

"Memang ada makanan. Namun hanya diperuntukkan bagi petinggi ISIS. Saya pernah memeluk seorang anak yang sekarat karena tidak ada makanan," ucapnya.

Dia mengaku saat pertama kali bergabung, dia bekerja sebagai pengurus masjid di wilayah ISIS. Namun terkejut dengan kebrutalan kelompok itu.

Dia menyalahkan ISIS karena banyak anak-anak meninggal akibat malnutrisi, dan mengaku menyesal sudah bergabung bersama kelompok tersebut.

Dalam wawancara dengan BBC, Hamza sempat ditanyai mengapa dia tidak kabur saja yang dijawab dia pernah mempunyai niat untuk keluar.

"Ada sejumlah kesempatan di mana saya terpikir mengepak barang saya. Namun kenyataan tak semudah itu. Keputusan yang dibuat bisa hidup atau mati," terangnya.

Jurnalis BBC Quentin Sommervile berkata Hamza berbohong sepanjang wawancara mereka, dan menyatakan segala kejahatannya tak mungkin dia ungkapkan.

Baca juga: Australia Tolak Selamatkan 3 Anak Yatim Piatu Anggota ISIS dari Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com