Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanksi Hambat Evakuasi Korban Banjir, Iran Tuding AS "Teroris Ekonomi"

Kompas.com - 02/04/2019, 09:09 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menuding AS berupaya menghalangi upaya pemberian bantuan kepada kota-kota yang dilanda banjir di negaranya.

Dia menyebut tindakan AS sebagai "terorisme ekonomi" karena menghambat pemberian bantuan akibat dari sanksi.

"Tekanan maksimum Trump menghambat upaya bantuan oleh Bulan Sabit Iran Iran untuk masyarakat yang hancur akibat banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya," kicau Zarif, Senin (1/4/2019).

Baca juga: Dilanda Banjir Berkepanjangan, Iran Terbitkan Status Darurat

"Peralatan diblokir termasuk helikopter bantuan. Ini bukan hanya perang ekonomi, ini adalah terorisme ekonomi," lanjutnya.

Seperti diketahui, Iran harus menghadapi bencana banjir yang meluas. Negara itu juga kekurangan helikopter penyelamat akibat dari sanksi AS.

Helikopter militer dan pengangkut personel lapis baja amfibi untuk membantu operasi penyelamatan.

"Di Khorramabad air setinggi tiga meter di beberapa bagian, dan laporan datang dari daerah yang benar-benar tenggelam, dengan penduduk yang telantar di atap rumah mereka," ujar Zarif.

Direktur provinsi Bulan Sabit Merah, Sarem Rezaee, mengatakan organisasinya telah kehilangan kontak dengan banyak wilayah.

"Telepon tidak berfungsi, komunikasi radio kami putus. Pada saat ini kami tidak memiliki berita terbaru tentang kota dan desa lain," katanya.

"Kami telah meminta bantuan darurat dari provinsi tetangga tetapi saat ini tidak ada yang bisa melakukan apa-apa," ujarnya.

Bandara di kota barat Khorramabad dibanjiri air, dengan air yang merendam landasan pacu sehingga memotong jalur udara utama provinsi .

Sementara, pihak berwenang di Lorestan memerintahkan evakuasi di banyak daerah, dengan membawa pasukan bersenjata guna mengatasi penduduk yang tidak patuh.

Pihak berwenang mengatakan Pol-e-Dokhtar dan kota-kota di Mamulan sudah setengah tenggelam, dengan satu kematian dilaporkan berada di Mamulan.

"Kami telah kehilangan semua kontak dengan Pol-e-Dokhtar," kata Gubernur Jenderal Lorestan Mousa Khademi.

"Kami tidak memiliki informasi tentang situasi di sana, kami tidak tahu berapa banyak orang yang terkena dampak banjir," ujarnya.

Banyak sungai meluap dan tanah longsor memutus banyak akses jalan. Jembatan yang runtuh dan jaringan pipa minyak serta gas hancur diterjang banjir.

Baca juga: Curah Hujan Ekstrem Picu Banjir di Iran, 21 Orang Tewas

Jalur kereta api utama yang menghubungkan Teheran ke selatan negara itu juga di terendam banjir.

Ini adalah banjir besar ketiga yang melanda Iran dalam dua minggu terakhir akibat curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hujan lebat turun di wilayah negara yang sebagian besar gersang dan telah mengalami kekeringan selama puluhan tahun hingga tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com