Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Ketika Raksasa-Raksasa Asia Memilih

Kompas.com - 01/04/2019, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mari kembali ke politik!

Mungkinkan hasil pemilihan umum ini mengindikasikan tren global? Bagaimanapun juga, Filipina dan India adalah dua penyedia jasa terbesar untuk perangkat lunak, teknologi informasi, dan Business Process Outsorcing (BPO) – menghasilkan keuntungan yang mencapai jumlah miliaran.

Penulis curiga bahwa budaya perang daring akan ditentukan dalam pabrik-pabrik eksploitatif hebat di Abad ke-21: buzzer di Manila, Bangalore, dan di Hyderabad.

Tetapi, tiga tahun berlalu, pertanyaan penting: apakah pendulum politik akan menjauh dari Ketidakpatutan Duterte?

Apakah mungkin kita kembali ke norma demokrasi liberal? Atau apakah kemunculan kembali politisi Demokrat di AS dan terpilihnya Alexandria Ocasio-Cortez yang penuh semangat ini hanya keajaiban belaka?

Tanda-tandanya tidak meyakinkan. Di India, berita palsu yang muncul sepertinya menimbun media konvensional – lagipula, kebanyakan media ini telah menjadi pesorak BJP dan Modi.

Serangan teroris dan ketegangan yang meningkat dengan Pakistan telah meningkatkan kemarahan di India. Banyak yang bertanya-tanya apakah idealisme Nehruvian yang sekular dapat diraih kembali dalam lingkungan yang penuh dengan komunalisme dan hoaks.

Di Indonesia, ketika kampanye presiden sudah memasuki tahap akhir, kita pun tak bisa lupa akan kasus Basuki Tjahaja Purnama yang turun di 2017 oleh tuduhan penistaan agama yang menyebar di media sosial.

Jadi ketika 1,2 miliar penduduk Asia pergi memberikan suaranya, penting untuk mengingat seberapa besar yang dipertaruhkan.

Dunia harus memperhatikan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com