Sementara itu, di area lain di pasar, seorang perempuan mengerubuti depan kios yang menjual pewarna rambut dan pernak-pernik lainnya.
Di dekatnya, ada kios penjual parfum yang juga dibanjiri pembeli. Domba-domba juga diperdagangkan di pasar tersebut.
Dua tukang daging tampak menguliti potongan daging yang tergantung di pengait.
Terlepas dari pasar yang semarak, kamp tersebut telah digambarkan oleh penduduk dan organisasi internasional sebagai "neraka", kekurangan kebutuhan dasar dan fasilitas medis.
Menurut Save the Children, sekitar 30 persen anak-anak di bawah usia lima tahun yang diperiksa di kamp sejak awal Februari lalu menderita kekurangan gizi akut.
Baca juga: ISIS Ditaklukkan, Akankah Suriah Diterima Kembali di Liga Arab?
Program Pangan Dunia (WFP) telah mencatat beberapa kasus dehidrasi dan diare.
"Kebutuhan di kamp sangat besar," kata Amjad Yamin, juru bicara Save the Children.
Di sisi lain, hanya beberapa langkah dari pasar, kemiskinan dapat terlihat. Para perempuan antre di barisan yang tak berujung di depan gudang WFP, menunggu jatah makanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.