Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Lion Mama", Perempuan yang Bunuh Pemerkosa Putrinya

Kompas.com - 31/03/2019, 17:29 WIB
Ervan Hardoko

Editor

Hakim di pengadilan dalam kasus tersebut mengatakan kesaksian Nokubonga menunjukkan perempuan tersebut "menjadi sangat emosional" begitu melihat salah satu pria memperkosa putrinya.

Sementara dua pria lainnya berdiri dalam keadaan celana melorot hingga ke pergelangan kaki dan siap memperkosa sang putri.

Hakim Mbulelo Jolwana menambahkan, "Saya bisa memahami bahwa dia diliputi amarah."

Namun, saat menceritakan kembali kejadian saat itu, Nokubonga mengaku dirinya takut, atas keselamatan dirinya dan putrinya. Wajahnya hanya menunjukkan kesedihan dan rasa sakit.

Baca juga: Penculik dan Pemerkosa Gadis Difabel Ditangkap Saat Pesta Sabu

Menjadi jelas dalam persidangan manakala pria-pria itu menyerang Nokubonga, dia melawan balik menggunakan pisaunya.

Dia menikam mereka selagi mereka kabur, bahkan salah satunya melompat keluar jendela. Dua di antara mereka luka parah, satu lainnya tewas.

Nokubonga tidak berlama-lama untuk mencari tahu seberapa parah mereka terluka. Dia langsung membawa putrinya ke rumah seorang teman di dekat situ.

Ketika polisi datang, Nokubonga ditahan dan dibawa ke kantor polisi . Dia ditempatkan di sel tahanan.

"Saya memikirkan anak saya. Saya tidak punya informasi (tentangnya). Pengalaman waktu itu membuat trauma."

Pada saat bersamaan, Siphokazi dirawat di rumah sakit sembari mengkhawatirkan ibunya, membayangkan ibunya mendekam di sel tahanan, dan terbayang kemungkinan dia dipenjara seumur hidup.

"Saya berharap jika dia dipenjara seumur hidup di penjara, saya yang akan menggantikannya," kata Siphokazi.

Dalam keadaan masih terguncang, Siphokazi tidak mengingat penyerangan tersebut. Yang Siphokazi ketahui saat ini adalah cerita yang dikisahkan ibunya saat dia datang berkunjung ke rumah sakit dua hari setelah dibebaskan dengan jaminan.

Sejak saat itu mereka selalu memberi sokongan emosional satu sama lain.

"Saya tidak menerima konseling, tapi ibu saya bisa mendampingi saya. Saya sedang pulih," kata Siphokazi.

Upaya Nokubonga kini berfokus dalam memastikan kehidupan putrinya terus berlanjut seperti sediakala.

"Saya masih ibunya dan dia masih putri saya," ujarnya.

Baca juga: Polisi Belanda Tangkap Tersangka Pemerkosa Mahasiswi Indonesia

Mereka kini bisa berkelakar seperti, misalnya, Siphokazi tidak bisa menikah karena Nokubonga tidak punya siapa-siapa lagi untuk diurusi.

Sudah 18 bulan berlalu sejak serangan terjadi dan mereka telah menempuh perjalanan yang panjang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com