Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Tembak Mati 14 Petani, Polisi Filipina Dikecam

Kompas.com - 31/03/2019, 17:07 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Sejumlah organisasi HAM, Minggu (31/3/2019) mengecam apa yang mereka sebut pembantaian 14 petani oleh polisi di wilayah tengah Filipina.

Namun, pemerintah Filipina menampik tuduhan itu dan mengatakan insiden itu adalah bagian dari operasi menghadapi pemberontak komunis.

Polisi mengatakan, 14 orang itu pada Sabtu (30/3/2019) menembaki petugas yang membawa surat penggeledahan resmi untuk mencari senjata api ilegal.

Baca juga: Beredar Plot Pemberontak Komunis Bakal Kudeta Duterte pada Oktober

Akibat ditembaki, maka polisi yang bertugas balas menembak. Demikian klaim pemerintah.

"Mereka melawan unit-unit operasi kami. Kami terpaksa balas menembak. Beberapa dari mereka adalah petani tetapi kami tak bisa memastikan seberapa banyak," kata juru bicara kepolisian setempat Edilberto Euraoba.

Polisi kemudian menangkap 12 orang dan mengumpulkan semua senjata api dari belasan orang yang tewas itu.

Namun, kelompok-kelompok pembela HAm mengatakan ke-14 orang yang tewas itu adalah petani, beberapa bahkan sudah berusia lanjut.

"Mereka tak berdaya. Sudah jelas ini adalah pembantaian. Mereka dituduh sebagai anggota dan simpatisan komunis, tetapi mereka hanya petani yang mempertahankan tanah mereka," kata Maria Sol Taule, penasihat hukum organisasi HAM Karapatan.

"Presiden Duterte menyerang semua pengkritiknya termasuk warga yang memperjuangkan hak mereka," kata Maria.

"Ini adalah serangan habis-habisan terhadap mereka yang dianggap musuh, baik itu petani atau pengacara," tambah Maria.

Insiden terakir ini terjadi di tempat terpisah di Pulau Negros, pusat industri gula dan tempat para pemilik tanah paling kaya di Filipina.

Federasi Pekerja Pertanian (FAW) mengecam peristiwa ini dan menegaskan insiden tersebut menegaskan meningkatnya kekerasan di Pulau Negros.

Sementara, Komnas HAM Filipina mengatakan segera melakukan investigasi terkait insiden ini dan menyatakan keprihatinan atas meningkatnya pembunuhan di Filipina.

Baca juga: Presiden Duterte Sebut Pemberontak Komunis sebagai Teroris

Di Filipina petani berjumlah setidaknya 20 juta jiwa atau seperlima dari seluruh penduduk negeri itu.

Namun, para petani ini masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari 2 dollar AS sehari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com