DHAKA, KOMPAS.com - Pasukan keamanan Bangladesh menembak mati seorang perempuan etnis Rohingya di kota perbatasan yang dikenal sebagai pintu gerbang penyelundupan sabu-sabu dari negara tetangga, Myanmar.
Rumana Akter (20) menjadi perempuan pertama etnis Rohingya yang terbunuh dalam tindakan keras otoritas Bangladesh terhadap perdagangan narkotika.
Dia merupakan salah satu dari tiga tersangka penyelundup yang terbunuh dalam dua insiden terpisah di Teknaf.
Baca juga: Bangladesh Gagalkan Penyelundupan Warga Rohingya ke Malaysia
Teknaf berlokasi di dekat kamp-kamp pengungsi yang menampung sekitar 1 juta muslim Rohingya, yang melarikan diri dari Myanmar.
Teknaf juga pusat dari penjualan "yaba", obat metamfetamina yang dikenal di Indonesia sebagai sabu-sabu.
Kematian Rumana merupakan buntut dari tindakan keras oleh pasukan kemanan Bangladesh yang diluncurkan Mei 2018.
Sejauh ini, sudah ada 300 orang tewas, termasuk hampir 20 orang dari etnis Rohingnya.
Pengungsi Rohingya yang miskin dimanfaatkan oleh pengedar untuk menyelundupan obat-obatan terlarang dari Myanmar.
Sekitar 300.000 orang tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh, setelah militer menghancurkan permukiman mereka di Myanmar sehingga memicu eksodus 740.000 warga Rohingya.
Menurut laporan kantor berita AFP, Minggu (31/3/2109), Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) menyebut perempuan Rohingya telah tewas dalam baku tembak di sungai Naf.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.