Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicium Saat Wawancara, Reporter Ini Laporkan Petinju Kelas Berat Bulgaria

Kompas.com - 29/03/2019, 13:31 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

LAS VEGAS, KOMPAS.com — Seorang reporter olahraga mengambil langkah hukum terhadap seorang petinju asal Bulgaria yang mencium dirinya saat wawancara.

Jennifer Ravalo, reporter olahraga Vegas Sports Daily, mendapat perlakuan tidak menyenangkan saat mewawancarai petinju kelas berat asal Bulgaria, Kubrat Pulev.

Saat itu, Jennifer bermaksud meminta komentar Pulev terkait kemenangan atas lawannya, Bogdan Dinu, dalam pertandingan yang digelar di Las Vegas, pada Sabtu (23/3/2019) malam.

Di akhir wawancara, Pulev mendadak meraih bibir Jennifer dan menciumnya sebelum berlalu meninggalkan wawancara.

Tak hanya itu, saat Jennifer hendak merapikan peralatannya setelah wawancara, Pulev yang berjalan melewatinya memegang dan meremas pantat reporter itu.

Meski mengaku hal itu memalukan dan terasa aneh baginya, Jennifer menolak menghapusnya dan mengunggah rekaman wawancara secara utuh. Dia mengatakan, Pulev menolak untuk meminta maaf atas tindakannya itu.

Baca juga: Wartawan Pria Korsel Dicium Fans Rusia, Netizen China Berdebat

"Jenny, reporter itu, sebenarnya adalah teman saya. Setelah wawancara, saya sedang sangat berbahagia dan saya memberinya ciuman. Malam itu dia bergabung dengan saya dan teman-teman saya yang lain di perayaan pascapertandingan saya," kata Pulev.

Namun, Jennifer memutuskan mengambil langkah hukum terhadap Pulev dan telah menunjuk pengacara. Dalam konferensi pers, Kamis (28/3/2019), Jennifer mengungkapkan kronologi insiden pelecehan yang dialaminya.

"Pada 22 Maret saya bertemu Kubrat Pulev untuk pertama kali saat sesi penimbangan menjelang pertandingan. Saya kemudian melakukan wawancara prapertandingan dengannya," kata Jennifer.

"Hari berikutnya, pada 23 Maret, setelah pertandingan Kubrat melawan Bogdan Dinu, saya memintanya untuk wawancara dan dia menyetujuinya."

"Saya memulai wawancara. Di tengah wawancara, dia meraih wajah saya dan mencium bibir saya. Saya terkejut dan malu, tidak tahu bagaimana harus merespons."

"Selanjutnya, saya berjalan ke meja untuk menyimpan beberapa barang di ransel. Dia (Pulev) menyentuh kedua pantat saya dan meremas dengan kedua tangannya, kemudian berjalan pergi tanpa mengatakan apa pun dan tertawa," kata Jennifer, dalam konferensi pers, Kamis (28/3/2019), dengan didampingi pengacaranya, Gloria Allred.

"Hal itu membuat saya merasa tak nyaman sekaligus frustrasi karena Pulev memperlakukan saya dengan cara yang tidak profesional. Saya tidak memberi izin ataupun melakukan hal yang mendorongnya mencium saya atau meraih bagian belakang tubuh saya."

"Mencium seseorang di bibirnya tanpa persetujuan orang itu, atau menyentuh tubuhnya, hal itu tidak dapat diterima," kata Jennifer.

"Malam itu saya ikut dalam pesta pascapertandingan karena ada kesempatan mewawancarai lebih banyak petarung."

"Saya kembali bertemu Tuan Pulev dan dia bertingkah seperti tidak ada hal yang terjadi. Di akhir pesta dia meminta saya menghapus adegan mencium saat wawancara."

Baca juga: Viral, Paus Fransiskus Menghindari Cincin di Tangannya Dicium

"Saya memilih tidak menghapusnya, tetapi mengunggahnya, karena saya ingin orang-orang melihat apa yang dia lakukan kepada saya. Saya ingin dia bertanggung jawab."

"Apa yang dia lakukan terhadap saya sangat memuakkan. Saya merasa terhina dan tidak ada wanita yang dapat diperlakukan seperti itu."

"Saya dan Tuan Pulev bukan teman dan tidak memiliki hubungan romantis. Dia tidak berhak untuk mencium saya," kata Jennifer dikutip The Independet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com