Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Sampah Angkasa, Aksi India Tembak Satelit Pakai Misil Dikritik

Kompas.com - 29/03/2019, 10:57 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Gulf News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Aksi India menghancurkan sebuah satelit dengan menggunakan misil menciptakan ratusan keping "sampah angkasa".

Kondisi ini berpotensi menciptakan bahaya yang selama ini dihindari negara-negara yang sudah lama menjelajah angkasa luar.

"Sayangnya, tak ada aturan legal internasional yang melarang penciptaan sampah angkasa semacam ini," kata Frans von der Dunk, guru besar undang-undang angkasa luar di Universitas Nebraska-Lincoln.

Baca juga: Uji Coba Rudal, India Tembak Jatuh Satelit di Angkasa

Namun, di saat yang sama uji coba itu juga melanggar Perjanjian Angkasa Luar 1967 karena India tidak menginformasikan terlebih dulu rencana uji coba ke negara lain.

"Sebab, uji coba itu bisa saja mengganggu operasi satelit lainnya," tambah Von der Dunk.

"Uji coba semacam ini tidak sesuai tren dan semangat hukum internasional yang selama inin bergerak maju untuk mencapai kewajiban legal internasional mencegah aktivitas yang menciptakan sampah angkasa," tambah dia.

Sejak 2002, negara-negara adidaya dalam urusan angkasa luar sudah mengikuti aturan informal untuk menghindari terbentuknya sampah angkasa.

Dan, PBB pun sudah mendorong sebuah resolusi yang sejalan dengan masalah tersebut.

Amerika Serikat juga mengkritik aksi uji coba senjata anti-satelit yang dilakukan India.

"Kita semua tingga di angkasa. Mari jangan kotori angkasa luar," kata penjabat Menhan AS Patrick Shanahan.

Sebelumnya, PM India Narendra Modi mengatakan, satelit itu berada di ketinggian 300 kilometer saat ditembak.

Ketinggian satelit itu lebih rendah ketimbang posisi Stasiun Angkasa Internasional (ISS) dan puluhuan satelit lainya yang berada di ketinggian 410 kilometer.

Bahaya sampah angkasa itu bukan potensinya jatuh ke Bumi tetapi adanya kemungkinan bertabrakan dengan satelit yang tengah mengorbit.

Sampah angkasa terkecil sekali pun jika bergerak dengan kecepatan tinggi bisa membuat sebuah satelit rusak parah.

Baca juga: India Luncurkan Satelit Teringan di Dunia

Sebagian besar sampah angkasa yang disebabkan uji coba India ini akan tetap berada di orbit selama beberapa pekan sebelum gravitasi Bumi menariknya dan hancur saat memasuki atmosfer.

Sejumlah pakar mengatakan, mereka yakin ketinggian satelit yang terbilang rendah dalam uji coba India ini tidak akan mengganggu satelit lain di sekitarnya.

"Tak banyak obyek yang terbang di ketinggian itu, karena amat renah dan daya tarik Bumi masih amat tinggi," kata Tom Johnson, wakil presiden teknis di Analytical Graphics, Inc.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gulf News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com