OTTAWA, KOMPAS.com - Penyelidikan otoritas Kanada menyimpulkan kematian seorang ibu dan bayinya di Yukon disebabkan oleh serangan beruang yang kelaparan dan kurus.
Beruang yang sekarat karena kelaparan itu diyakini mulai memburu sumber makanan yang tidak biasa.
Laporan The Globe and Mail, Rabu (27/3/2019), Valerie Theoret (37) dan putrinya yang berusia 10 bulan, Adele Roesholt, tewas pada 26 November 2018.
Seekor beruang grizzly menyerang mereka di dekan kabin di wilayah Danau Einarson yang terpencil di desa Mayo.
Baca juga: Perubahan Iklim Jadi Ancaman Besar Bagi Habitat Beruang Kutub
Diwartakan BBC, hasil penyelidikan juga menemukan, ayah dari bayi tersebut, Gjermund Roesholt, meninggalkan pondok pada pagi hari.
Dalam perjalanannya kembali ke rumah pada sore hari, dia memperhatikan jejak beruang sekitar 1 km dari pondok.
Dia mendapati pondoknya kosong. Kemudian dia berjalan ke sauna terdekat sambil membawa senapannya.
Sekitar 240 meter dari kabin, Roesholt mendengar suara geraman beruang. Selanjutnya, dia melihat hewan itu keluar dari semak-semak sekitar 15 meter dari tempatnya berdiri.
Dia melepaskan tembakan empat kali, dengan satu peluru mengenai beruang hingga mati.
La coroner du Yukon conclut que les morts de Valérie Théorêt et la petite Adèle étaient accidentelles et le résultat d’une attaque de prédation d’un grizzly #icicb #icign pic.twitter.com/y4Du8mwQAt
— claudiane samson (@claudianesamson) 27 Maret 2019
Roesholt harus menghadapi kenyataan pahit karena pasangannya dan bayi perempuannya dia temukan dalam keadaan tak bernyawa.
Kepala konservasi Pemerintah Yukon, Gordon Hitchock, mengatakan beruang grizzly yang menyerang Valerie dan putrinya diidentifikasi sebagai jantan berusia 18 tahun.
Hewan tersebut sangat kurus sehingga tidak mampu berhibernasi. Selain itu, beruang juga mengalami sakit yang kronis karena memakan landak.
Beruang biasanya tidak makan landak karena durinya dapat menembus sistem pencernaan dari mulut hingga perut.
Baca juga: Bebaskan Anak Beruang yang Terperangkap, Seorang Perempuan Malah Dibui
"Beruang ini mulai beralih ke sumber makanan yang tidak biasa," ujar Hitchock, seperti dikutip dari The Star.
Dia mengatakan, manusia tidak cocok menjadi salah satu mangsa bagi beruang.
"Serangan predator oleh beruang pada manusia sangat jarang. Semua bukti yang ada menunjukkan tidak ada yang bisa dilakukan Valerie untuk menghentikan serangan ganas ini," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.