VALLETA, KOMPAS.com - Sebanyak 108 migran telah membajak sebuah kapal kargo yang menyelamatkan mereka di lepas pantai Libya.
Para migran tersebut terdiri dari 77 pria dan 31 perempuan serta anak-anak. Sebagian dari mereka memerintahkan kru kapal untuk berlayar menuju Malta.
Peristiwa pembajakan kapal Elhiblu I berbendara Palau itu dilaporkan oleh Menteri Dalam negeri Italia Matteo Salvini pada Rabu (27/3/2019).
Baca juga: Rute Dialihkan ke Malta, Afriqiyah Airways Mungkin Dibajak
Kapal menyelamatkan para migran pada Selasa malam di perairan yang menjadi tanggung jawab pasukan penjaga pantai Libya.
Laporan kantor berita AFP, Kamis (28/3/2019), menyebutkan pasukan militer Malta telah mengambil alih kapal yang dibajak para migran.
Kapal ditemukan sekitar 30 mil laut dari Malta ketika Angkatan Bersenjata Malta (AFM) berhasil berkomunikasi dengan nakhoda.
Otoritas menyatakan, tim operasi khusus mengawal kapal menuju Malta dan diperkirakan akan tiba pada Kamis pagi waktu setempat.
????PRESS RELEASE: #Malta ???????? @Armed_Forces_MT Special Operations Unit boarded Tanker #ELHIBRU1. Captain and crew were being forced and threatened by a number of migrants to proceed to Malta. Tanker, crew & migrants escorted to Malta by @Armed_Forces_MT to be handed over to Police. pic.twitter.com/6BVFnb7uPB
— Government of Malta ???????? (@MaltaGov) 28 Maret 2019
Sesampainya di sana, migran akan diserahkan kepada polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kapten berulang kali menyatakan dia tidak mengendalikan kapal. Kru kapal dipaksa dan diancam oleh sejumlah migran untuk menuju Malta," demikian pernyatan AFM.
AFM menyatakan Kapal Patroli P21 menghentikan kapal memasuki wilayah perairan Malta.
"Tim Unit Operasi Khusus AFM dikirim ke lapangan dan mengamankan kapal agar kembali dikendalikan oleh nakhoda," ujar AFM.
Kapal Elhiblu I kemudian dikawal oleh sejumlah kapal angkatan laut dan sebuah helikopter.
Migran di Libya dilanda kekacauan karena harus menghadapi kejahatan perdagangan orang, penculikan, penyiksaan, dan pemerkosaan.
Mereka biasanya berupaya mencapai Eropa terutama Italia dan Malta. Namun, Italia telah mencanangkan kebijakan anti-migran yang makin keras.
Baca juga: Italia Tolak Kapal Pengungsi, 629 Migran Telantar di Tengah Laut
Kapal-kapal menjemput para migran yang melalui perjalanan berbahaya melintasi Laut Tengah, mengirim mereka kembali ke Libya.
Sementara itu, Uni Eropa pada Rabu lalu menangguhkan patroli kapal penyelamatan migran di Mediterania.
Hingga kini, jumlah migran dari Afrika Utara dan Timur Tengah telah berkurang tajam sejak 2015 ketika Eropa menghadapi krisis migrasi terburuk sejak Perang Dunia II.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.