Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Melihat Sakura, Turis Berpakaian Kimono Ini Dibekuk Satpam Universitas

Kompas.com - 27/03/2019, 11:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WUHAN, KOMPAS.com - Sebuah universitas di kawasan China tengah disorot setelah membekuk dua orang turis yang hendak melihat bunga sakura.

Dalam keterangan tertulisnya Senin (25/3/2019), Universitas Wuhan menyatakan turis itu dibekuk karena belum membuat perjanjian untuk berkunjung.

Namun diwartakan SCMP Selasa (26/3/2019), terdapat juga larangan dari universitas setelah wisatawan yang masuk tidak diperbolehkan mengenakan pakaian Jepang.

Baca juga: Sandiaga: Kami Open Kimono, Kami Buka Semuanya...

Kebetulan, salah satu dari turis itu mengenakan pakaian mirip kimono untuk melihat lebih dari 1.000 batang pohon sakura di universitas.

Dalam keterangan universitas, awalnya dua turis yang bermarga Dan serta Zhang datang ke kampus Minggu (24/3/2019). Saat itu, hanya Dan yang baru membuat janji.

Mereka dihentikan oleh petugas perempuan dan sempat berbicara selama enam menit. Nampaknya, petugas itu khawatir dengan keselamatannya, dan memanggil kolega pria.

Sejumlah saksi mata mengungkapkan Dan dan Zhang sempat menghina petugas perempuan tersebut, dan bergumul dengan satpam pria sebelum diminta keluar.

Sakura itu ditanam pasukan pendudukan Jepang pada akhir 1930-an. Saat itu, Kantor Komando Pusat Jepang di China terletak dekat kawasan yang kini jadi universitas.

Keterangan universitas tidak menyebutkan apakah kampus menahan karena pakaian. Namun dalam video yang beredar, dua turis itu sempat beradu argumen.

Si turis bersikeras pakaian yang dia kenakan bukan kimono. Melainkan pakaian dari Dinasti Tang yang berkuasa antara abad ketujuh hingga 10 Masehi.

Kepada situs cqcb.com, polisi menyatakan mereka tengah menyelidiki bagaimana insiden itu terjadi, dan apakah kedua turis itu benar mengenakan baju Dinasti Tang.

Kemungkinan turis itu memakai kimono memunculkan perdebatan warganet mengenai larangan dalam mengenakan pakaian ala Jepang yang dikeluarkan universitas.

Sepuluh tahun silam, ibu dan anak diusir dari universitas setelah mengenakan pakaian ala Jepang. Namun ada netizen yang bersikeras aturan itu tak ditemukan.

Meski begitu, ada juga warganet yang mengatakan seharusnya turis itu malu jika dia kedapatan memakai kimono dan tampil di depan publik.

Malah, ada juga warganet yang menyarankan agar pohon sakura itu ditebang karena dianggap sebagai simbol penjajahan yang memalukan bangsa.

Menanggapi saran itu, ada warganet yang berkomentar seharusnya mereka tidak mengenakan jins maupun kaus karena dibuat oleh Barat yang juga pernah menjajah China.

Baca juga: Cantiknya Bunga Tabebuya di Surabaya: Mekar di Musim Hujan, Mirip Musim Sakura di Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com