MADRID, KOMPAS.com - Pemimpin 10 orang yang menerobos masuk ke dalam kedutaan besar Korea Utara di Madrid, Spanyol bulan lalu ternyatany menghubungi FBI beberapa hari usai beraksi.
Demikian disampaikan hakim Jose de la Mata dalam sidang di pengadilan tinggi Spanyol.
Adrian Hong Chang, seorang warga Meksiko yang tinggal di AS, menghubungi FBI setelah kabur ke AS lewat Lisbon, Portugal.
Baca juga: Penyerang Kedubes Korut di Spanyol Diduga Grup yang Ingin Lengserkan Kim Jong Un
Berdasarkan peryataan hakim, Adrian menghubungi FBI di New York lima hari setelah peristiwa di kedubes Korea Utara itu.
Adrian berusaha memberikan versi miliknya terkait kejadian di Spanyol itu. Adrian juga disebut memberikan sejumlah material audiovisual.
Sejauh ini masih belum jelas mengapa kedubes Korea Utara diserang atau mengapa Adrian Hong Chang menghubungi FBI dan bukan otoritas Spanyol.
Dalam sidang ini hakim juga menyebut dua orang lain yang terlibat dalam pembobolan kedubes AS yaitu warga AS Sam Ryu dan seorang pria Korea Selatan, Woo Ran Lee.
Peristiwa itu terjadi pada 22 Februari, hanya beberapa hari sebelum KTT antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong Un digelar di Hanoi, Vietnam.
Hakim mengatakan, setelah memasuki gedung kedutaan para penyerang menginterogasi seorang pejabat kedubes dan mencoba membujuknya untuk membelot tetapi gagal.
Selain itu, para penyerang mengikat, memukuli, dan menginterogasi sejumlah staf kedutaan besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.