MADRID, KOMPAS.com - Luka lama yang tergores pada 500 tahun lalu oleh penjajahan Spanyol di Meksiko kembali terbuka.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menyurati Raja Felipe VI dan Paus Fransiskus untuk menuntut permintaan maaf atas "pelanggaran" di masa lalu.
Dominasi Spanyol selama berabad-abad di Dunia Baru yang didukung Gereja Katolik kini disinggung perihal pelanggaran hak asasi manusia oleh Lopez Obrador.
Baca juga: Meksiko Tuntut Permintaan Maaf Raja Spanyol dan Paus Fransiskus, Ada Apa?
Terkait desakan tersebut, pemerintah Spanyol menolak permintaan Meksiko secara tegas.
"Pemerintah Spanyol sangat menyesalkan surat yang dikirim presiden Meksiko kepada Yang Mulia Raja, yang isinya kami tolak dengan tegas," demikian pernyataan Spanyol, seperti dikutip dari AFP.
"Kehadiran Spanyol pada 500 tahun lalu ke wilayah Meksiko saat ini tidak dapat dinilai berdasarkan pertimbangan kontempores," lanjutnya.
"Dua negara kita bersaudara selalu tahu cara membaca masa lalu tanpa kemarahan dan dengan perspektif yag konstruktif," imbuhnya.
Sebelumnya, Lopez Obrador mengunggah sebuah video di media sosial yang menunjukkan kehancuran kota di Comalcalco, sisa-sisa peninggalan peradaban yang ditaklukan pada 500 tahun lalu.
Dia meminta agar Spanyol dan Vatikan untuk mengakui pelanggaran yang terjadi selama pejajahan di Meksiko, yang dimulai 500 tahun lalu dan diikuti oleh periode kolonial.
Estamos en Comalcalco, vamos a Centla a conmemorar 500 años de la batalla de los españoles contra la resistencia de los mayas-chontales. pic.twitter.com/glYO0eAMtX
— Andrés Manuel (@lopezobrador_) 25 Maret 2019
"Saya juga meminta laporan lengkap tentang pelanggaran dan mendesak mereka meminta maaf kepada masyarakat adat atas pelanggaran yang sekarang kita sebut sebagai hak asasi manusia," ujarnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan