Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/03/2019, 11:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Sekelompok kecil umat Islam dilaporkan mulai beribadah di Masjid Al Noor, salah satu lokasi penembakan di Christchurch, Selandia Baru.

Masjid yang bertempat di Dean Avenue itu sebelumnya ditutup untuk kepentingan penyelidikan setelah penembakan yang menewaskan 42 jemaah di sana.

Aksi teror yang dilakukan teroris asal Grafton, Australia, itu juga dilakukan di Linwood, dan total 50 jemaah tewas saat Shalat Jumat pekan lalu (15/3/2019).

Baca juga: Masjid di Christchurch yang Rusak Saat Penembakan Bakal Diperbaiki untuk Shalat Jumat

Seperti dilaporkan AFP Sabtu (23/3/2019), polisi mulai menyerahkan masjid itu kepada Muslim lokal dan mengizinkan gelombang kecil untuk menunaikan shalat di sana.

Saiyad Hassen yang merupakan relawan di Christchurch menuturkan, para jemaah datang di Al Noor sekitar tengah hari waktu setempat.

"Kami memperbolehkan 15 orang dahulu untuk penyesuaian," kata Hassen yang mengaku tidak mengetahui kapan masjid itu bakal dibuka sepenuhnya.

Di antara gelombang pertama yang datang adalah Vohra Mohammad Huzef. Seorang insinyur sipil dari India yang menjadi korban selamat.

Huzef mengungkapkan, dua temannya tewas dalam insiden tersebut. "Saya masih bisa merasakan peluru itu menembus tubuh jemaah, dan darah keluar dari luka merea," ungkapnya.

Serangan itu mengejutkan seluruh 4,5 juta penduduk negara yang dikemal karena toleransinya. Apalagi, si teroris menyiarkan langsung aksi kejinya.

Satu pekan kemudian tepatnya pada Jumat kemarin (22/3/2019), Selandia Baru memberi penghormatan dengan menyiarkan azan Shalat Jumat.

Seluruh elemen masyarakat Negeri "Kiwi" bersatu dan menunjukkan solidaritas maupun aksi penghormatan. Misalnya ada yang menampilkan tarian haka.

Baca juga: Cerita Relawan yang Mandikan Jenazah Korban Penembakan di Masjid Selandia Baru

Kemudian geng motor yang dikenal menakutkan menawarkan diri menjaga masjid selama shalat. Kemudian perempuan Selandia Baru mengenakan kerudung sebagai aksi solidaritas.

Kemudian pada Kamis (21/3/2019), Perdana Menteri Jacinda Ardern juga mengumumkan pemerintahannya bakal segera melarang peredaran senapan serbu maupun yang bergaya militer.

Selain Masjid Al Noor, polisi dilaporkan juga telah menyerahkan Masjid Linwood, meski belum ada pengumuman apakah jemaah sudah diperbolehkan kembali.

Penjagaan dari polisi bersenjata lengkap bakal terus dilakukan tidak hanya di dua masjid tersebut. Namun juga seluruh masjid di Selandia Baru.

Adapun para pekerja juga masih membersihkan lubang peluru di dinding masjid, maupun darah yang masih membekas di tembok serta lantai.

Baca juga: Terima Kasih atas Cinta dan Kasih Sayangmu, Warga Selandia Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com