Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan yang Mandikan Jenazah Korban Penembakan di Masjid Selandia Baru

Kompas.com - 22/03/2019, 16:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Selama tiga hari tiga malam, para relawan dengan telaten mempersiapkan jenazah korban penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru, untuk dimakamkan.

Sepekan setelah penembakan yang menewaskan 50 jemaah Masjid Al Noor dan Linwood itu, sebuah tim dibentuk khusus untuk melaksanakan pemakaman secara Islam.

Salah satu yang bertugas kepada AFP Jumat (22/3/2/2019) menggambarkan suasana mengharukan yang ada di sebuah rumah duka tatkala proses persiapan itu.

Baca juga: Kami Apresiasi Simpati Warga Selandia Baru dalam Menyikapi Tragedi Penembakan

Mo, yang tak ingin diketahui nama lengkapnya, mengatakan dia sengaja datang dari Brisbane, Australia, dan menjadi relawan proses memandikan jenazah korban.

Dia mengatakan tim yang bekerja tak kenal lelah itu terdiri dari 10 relawan dan tiga dokter di mana mereka juga mendapat bantuan dari keluarga korban.

Idealnya dalam Islam seperti diulas Mo, jenazah harus dikubur setidaknya  paling lambat 24 jam setelah meninggal, dengan bahan pengawet dilarang digunakan.

Namun karena skala penembakan, investigasi yang mengikuti, dan proses identifikasi membuat jenazah baru diserahkan kepada keluarga 4-5 hari setelah kejadian.

Fakta itu membuat tim untuk mempersiapkan ritual pemakaman secepat mungkin. Untungnya, ada relawan yang berpengalaman dalam prosesi pemakaman.

Prosesnya sama saja menurut Mo. 47 jenazah pria dipersiapkan oleh relawan pria. Sementara sisanya yang merupakan jenazah perempuan dipersiapkan relawan putri.

Tugas pertama yang menurut Mo menyeramkan adalah menangani luka tembakan. "Para dokter membuat pekerjaan luar biasa dengan membuat jenazah itu lebih elok dipandang," katanya.

Jenazah itu kemudian dimandikan tiga kali. Pertama menggunakan air hangat. Kedua dengan air berasal dari pohon yang dianggap suci.

Setelah itu jenazah dimandikan menggunakan air beraroma wangi. Sisi kanan merupakan bagian yang pertama kali dimandikan, dilanjutkan sisi kiri.

Baca juga: Sepekan Penembakan Masjid, Selandia Baru Pastikan Umat Islam Aman

"Kami menangani setiap jenazah layaknya keluarga kami sendiri. Saya memandikan mereka seperti saya memandikan jenazah ayah atau saudara saya," terang Mo.

Setelah itu, bagian tubuh yang sering dicuci dalam wudhu seperti kaki, tangan, dan wajah dibersihkan untuk terakhir kalinya dengan kain basah.

Setelah itu jenazah diberi wewangian. Kemudian tahap terakhir adalah membungkus jenazah menggunakan kain kafan sebelum pemakaman dilaksanakan.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com