Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Mahkota Abu Dhabi Disebut Usulkan Operasi Pembunuhan Pemimpin Taliban

Kompas.com - 22/03/2019, 12:48 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

ABU DHABI, KOMPAS.com - Putra Mahkota Abu Dhabi di Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan mengusulkan pengaturan operasi pembunuhan yang menargetkan para pemimpin utama Taliban.

Usulan tersebut disampaikan Zayed ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada 12 Januari lalu,

Demikian laporan eksklusif Middle East Eye pada Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Puluhan Tentara Afghanistan Menyerah kepada Taliban dan Berupaya Kabur

Zayed mengajukan tawaran itu kepada Pompeo di tengah ketidaksepakatan keduanya terkait kemajuan pembicaraan damai antara AS dan Taliban.

Menurut seornag sumber, Zayed mengatakan kepada Pompeo bahwa AS mengambi risiko dengan membiarkan Afghanistan kembali jatuh ke tangan orang-orang jahat.

Kemudian, dia mengusulkan agar menyewa tentara bayaran guna membunuh para pemimpin Taliban. Dengan begitu dapat melemahkan posisi kelompok tersebut dalam negosiasi. Pompeo tampak terkejut dengan usulan itu, namun dia tidak memberikan tanggapan.

Operasi pembunuhan tersebut digambarkan sebagai operasi "gaya Blackwater".

Blackwater merupakan perusahaan keamanan swasta yang didirikan Eric Prince dan disewa CIA pada 2004 untuk menjalankan operasi rahasia untuk mendeteksi dan membunuh Al-Qaeda.

Para pejabat AS mengakui keberadaan program itu pada 2009, tapi mengklaim tidak ada operasi yang pernah dilakukan.

Blackwater mendapat ketenaran atas kegiatannya di Irak karena sejumlah pasukannya menembaki warga sipil tak bersenjata di Baghdad pada 2007, menewaskan 14 orang dan melukai 17 lainnya.

Seperti diketahui, UEA sebelumnya telah mendukung upaya AS untuk menengahi kesepakatan damai dengan Taliban.

Negara itu bahkan menjadi tuan rumah negosiasi ronde pertama antara AS dan Taliban pada 20 Desember 2018 di Abu Dhabi.

Baca juga: Taliban: Kami Tidak Ingin Menguasai Afghanistan dengan Militer

Namun Zayed dilaporkan telah frustasi dengan negosiasi ronde berikutnya yang dipindahkan ke Doha, Qatar, atas desakan Taliban.

Dia juga memperingatkan Pompeo bahwa penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan berisiko akan berbalik mundur seperti pada 2001, sebelum invasi pimpinan AS yang menggulingkan pemerintahan Taliban di Kabul.

AS berharap kesepakatan negosiasi dengan Taliban dapat memungkinkan pernarikan sebagian dari 14.000 tentaranya yang masih berada di negara itu sebelum akhir 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com