WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan yang kontroversial. Kali ini dengan mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan.
Israel menduduki wilayah di Dataran Tinggi Golan, bersama dengan kawasan Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza dalam Perang Enam Hari 1967.
Tindakan mencaplok kawasan Dataran Tinggi Golan dan Yerusalem Timur ini telah menjadi gerakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional hingga saat ini.
Setelah mengumumkan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017 lalu, kali ini Trump mengumumkan mengakui kedaulatan negara itu di Dataran Tinggi Golan.
Baca juga: Netanyahu: Dataran Tinggi Golan Milik Israel Selamanya
"Setelah 52 tahun, sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk sepenuhnya mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," tulis Trump dalam twitnya, Kamis (21/3/2019).
Trump menyebut Golan sebagai kawasan yang sangat strategis dan penting bagi keamanan Israel maupun stabilitas regional.
After 52 years it is time for the United States to fully recognize Israel’s Sovereignty over the Golan Heights, which is of critical strategic and security importance to the State of Israel and Regional Stability!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 21 Maret 2019
Pernyataan Trump tersebut datang di tengah masa menjelang pemilihan umum di Israel, menjadikannya seperti hadiah bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netanyahu yang diyakini bakal menghadapi persaingan ketat dalam pemilu Israel, langsung menyambut positif pernyataan Trump.
"Saat Iran berupaya memanfaatkan Suriah sebagai platform untuk menghancurkan Israel, Presiden Trump dengan berani mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," tulis Netanyahu di Twitter.
"Terima kasih, Presiden Trump!" tambahnya.
At a time when Iran seeks to use Syria as a platform to destroy Israel, President Trump boldly recognizes Israeli sovereignty over the Golan Heights. Thank you President Trump! @realDonaldTrump
— Benjamin Netanyahu (@netanyahu) 21 Maret 2019
Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS juga telah mengisyaratkan bakal mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan, setelah pekan lalu, dalam laporannya tak lagi menyebut daerah itu sebagai "diduduki", berganti menjadi "dikuasai".
Saat ini, ada sekitar 20.000 pemukim Israel yang tinggal di Golan, yang menghadap ke wilayah Suriah.
Baca juga: Uni Eropa Tak Akui Kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.