Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senator AS: Kami Harus Ikuti Langkah yang Dilakukan Selandia Baru

Kompas.com - 21/03/2019, 16:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Keputusan Selandia Baru melarang penjualan senapan serbu dan semi-otomatis pasca-penembakan di Christchurch pekan lalu diapresiasi Senator Amerika Serikat (AS).

Perdana Menteri Jacinda Ardern dalam konferensi pers Kamis (21/3/2019) menyatakan pemerintah bakal memblokir peredaran seluruh senjata bergaya militer (MSSA).

Senator dari Partai Demokrat Bernie Sanders sangat memuji langkah itu, dan mengatakan seharusnya Washington juga bisa melakukan yang sama.

Baca juga: Selandia Baru Segera Larang Penjualan Senapan Serbu dan Semi-otomatis

"Kami harus mengikuti langkah Selandia Baru. Mereka melakukan langkah nyata mencegah kekerasan bersenjata," kata Sanders dikutip AFP.

Senator berusia 77 tahun itu menuturkan Organisasi Senjata Nasional AS (NRA) harus melakukan langkah melarang penjualan dan distribusi senjata di seluruh negeri.

Sementara anggota DPR AS Alexandria Ocasio-Cortez menyoroti penembakan SD Sandy Hook di Connecticut pada 2012 yang menewaskan 20 orang murid maupun staf sekolah.

"Insiden Sandy Hook terjadi enam tahun lalu. Namun kami bahkan tak bisa menggelar voting di Senat terkait pemeriksaan latar belakang," keluh Ocasio-Cortez.

Sementara penembakan di Christchurch, kata Ocasio-Cortez, yang menewaskan 50 jemaah Masjid Al Noor dan Linwood terjadi pada Jumat pekan lalu (15/3/2019).

Namun tidak sampai sepekan, pemerintahan Negeri "Kiwi" tersebut langsung menggulirkan undang-undang pelarangan senjata yang segera disepakati.

"Kepemimpinan seperti inilah yang seharusnya kami tiru," puji Ocasio-Cortez. Presiden Donald Trump masih belum mengeluarkan tanggapan atas seruan Sanders dan Ocasio-Cortez.

Namun juru bicara NRA Dana Loesch menanggapi di Twitter dengan berkata bahwa AS bukanlah Selandia Baru. Loesch merujuk kepada Amendemen Kedua Konstitusi AS.

"Sementara mereka tidak punya hak untuk membawa senjata maupun melindungi diri, kami mempunyainya," tutur Loesch dalam kicauannya itu.

Nantinya, setiap pemilik senjata bakal menyerahkan senapan mereka dengan skema pembelian kembali. Diperkirakan bakal menelan anggaran hingga 200 juta dollar, atau Rp 1,9 triliun.

Komisioner Polisi Michael Bush memperkirakan terdapat sekitar 250.000 pucuk senjata yang beredar di seluruh Negeri "Kiwi".

Sementara kalangan konservatif mengatakan terdapat 1,5 juta pucuk senjata, dengan estimasi satu warga memegang hingga tiga senjata.

Simon Bridges, pemimpin oposisi dari Partai Nasional mengaku mendukung kebijakan itu, dan bakal bekerja sama dengan pemerintahan Ardern.

"Serangan teroris di Christchurch pada pekan lalu telah mengubah kami sebagai bangsa. Kami sepakat publik tak butuh akses senjata level militer," tegas Bridges.

Baca juga: Seluruh Jenazah Korban Teror Selandia Baru Selesai Diidentifikasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com