Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corat-coret Foto Presiden, Tiga Siswi di Burundi Terancam 5 Tahun Penjara

Kompas.com - 21/03/2019, 14:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

NGOZI, KOMPAS.com - Tiga remaja putri yang masih duduk di bangku sekolah terancam hukuman lima tahun penjara setelah ketahuan mencorat-coret foto presiden di buku pelajaran.

Tiga gadis berusia masing-masing 15, 16, dan 17 tahun itu ketahuan telah mencorat-coret foto Presiden Burundi Pierre Nkurunziza yang ada di buku pelajaran milik sekolah.

Tiga siswi itu ditahan sejak 12 Maret lalu dan dikirim ke penjara di Ngozi di Burundi utara untuk menunggu jadwal persidangan, setelah hakim mengatakan bahwa ketiganya harus dituntut atas perbuatan penghinaan terhadap kepala negara.

Baca juga: Otoritas China Ingin Permalukan Turis Pelaku Corat-coret di Everest

Jika terbukti bersalah, ketiganya dapat diancam dengan hukuman hingga lima tahun penjara. Demikian disampaikan kelompok aktivis hak asasi manusia, Kamis (21/3/2019)

Selain ketiga siswi tersebut, otoritas berwenang juga sempat menahan tiga siswi lain dan seorang siswa laki-laki yang baru berusia 13 tahun.

Siswa laki-laki itu segera dibebaskan karena masih di bawah usia pertanggungjawaban pidana, sementara tiga siswi lainnya dibebaskan tanpa tuduhan.

Dilansir AFP, ketiga siswi itu dituduh telah mencorat-coret foto Presiden Nkurunziza di lima buku pelajaran milik sekolah. Namun menurut para guru, buku yang dibagikan digunakan bersama oleh semua siswa karena tidak cukup jika diberikan ke setiap siswa.

Menurut sumber peradilan, kasus yang menjerat ketiga siswa itu sangat sensitif dan diawasi langsung oleh Jaksa Agung.

"Tidak jelas kapan ketiganya akan menjalani persidangan, tetapi ayah dari salah satu siswi itu mengatakan jika mereka sudah terlalu takut bahkan untuk makan," kata Lewis Mudge dari Human Right Watch.

Kasus serupa juga pernah terjadi di negara itu pada 2016, dengan sejumlah siswa dihukum penjara dan ratusan murid dikeluarkan dari sekolah karena mencorat-coret wajah presiden.

Burundi telah berada dalam kekacauan sejak April 2015, saat Nkurunziza mengupayakan masa jabatan ketiganya.

Menurut Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) kekerasan di negara itu telah menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 400.000 orang mengungsi, antara April 2015 dan Mei 2017.

"Dengan begitu banyak kejahatan yang lebih nyata terjadi di Burundi, sangat tragis bahwa ada anak-anak yang dituntut karena coretan yang tidak berbahaya," kata Mudge.

"Otoritas berwenang harusnya fokus menangani kasus pelanggaran hak asasi serius daripada memenjarakan siswa sekolah karena masalah coretan," tambahnya.

Baca juga: Foto Presiden Israel Diedit Kenakan Kain Kepala Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com