Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pengaruh Elektoral dari Prabowo-Sandiaga, Ini Taktik Demokrat

Kompas.com - 21/03/2019, 08:21 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat merasa tidak mendapatkan efek ekor jas dari sosok calon presiden dan calon wakil presiden yang mereka usung, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.

Sebagaimana dikutip Kompas.id, Kamis (21/3/2019), Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtiar mengatakan, partainya memang harus bekerja ekstrakeras demi mendapatkan kursi di parlemen.

Sebab, efek ekor jas Prabowo-Sandiaga dinilai hanya dirasakan partai politik pengusung utama, Gerindra.

Oleh sebab itu, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono mengandalkan dua hal dalam Pemilu 2019 ini. Pertama, sosok Komandan Satuan Tugas Bersama Agus Harimurti Yudhoyono.

"Kami gencarkan pendekatan ke kelompok milenial, khususnya lewat figur Mas AHY. Ia sudah berkeliling ke banyak daerah menyapa masyarakat," ujar Renanda.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: PDI-P 26,9 Persen, Gerindra 17 Persen

Kedua, Demokrat juga mengandalkan kampanye 14 program prioritas kepada masyarakat. Demokrat sangat berharap program-program tersebut dapat menjadi pembeda dari partai politik peserta pemilu lainnya.

Survei elektabilitas partai yang dilakukan Litbang Kompas sendiri menunjukkan, elektabilitas Demokrat terus anjlok.

Pada pemilu 2014, Demokrat meraih 10,2 persen suara. Meloncat ke Oktober 2018, survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Demokrat mencapai 4,8 persen. Dalam survei yang digelar Februari-Maret 2019 ini, elektabilitas Demokrat sedikit menurun menjadi 4,6 persen.

Baca juga: Survei Litbang ”Kompas”: Jokowi Unggul di Jawa, Prabowo di Sumatera

Adapun, elektabilitas tertinggi diraih oleh PDI Perjuangan dengan 26,9 persen, disusul Partai Gerindra dengan 17,0 persen.

Bagi Demokrat, pemilu kali ini lebih sengit. Ini sekaligus menjadi bentuk seleksi alam agar partai politik lebih serius dalam mengelola kader dan program kerja untuk ditawarkan kepada masyarakat. Dengan kondisi ini, ada kemungkinan penyederhanaan partai politik akan terjadi.

Bahkan, Direktur Eksekutif Center for Strategic dan International Studies (CSIS) Philips J. Vermonte mengatakan boleh jadi momentum pemilu kali ini merupakan salah satu cara alamiah untuk mengurangi jumlah partai politik.

Catatan redaksi:
Berita ini sudah tayang di harian Kompas dan Kompas.id pada Kamis, 21 Maret 2019 dengan judul berita "Partai Bisa Lebih Sederhana".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com