Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II yang Kontroversial

Kompas.com - 20/03/2019, 18:30 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Kisah anggota kerajaan Inggris tak selamanya "berbumbu sedap". Ada kalanya salah satu atau beberapa yang menjadi sorotan publik karena skandal.

Seperti Putri Margaret, adik dari Ratu Elizabeth II, yang kerap memamerkan gaya hidupnya yang sangat berani, liar, dan tak jarang menjadi kontroversial.

Selalu hidup dalam bayang-bayang sang kakak yang menjadi penguasa monarki, dia justru mendapat julukan sebagai "party princess" karena gemar minum, merokok, dan menjalin pertemanan dengan selebriti.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mabel Grammer, Penyelamat 500 Anak Ras Campuran di Jerman

Seperti apa kisahnya selama masih hidup di dunia?

Kehidupan awal

Putri Margaret Rose lahir pada 21 Agustus 1930 di Istana Glamis, Skotlandia. Dia adalah putri kedua dari Duke dan Duchess of York kala itu.

Dia juga menjadi anggota kerajaan Inggris pertama yang lahir di Skotlandia dalam lebih dari 300 tahun.

Meski orangtuanya berharap memanggilnya Ann, namun kakeknya, Raja George V, memilih nama Margaret Rose, untuknya.

Pendaftaran kelahiran Putri Margaret harus ditunda selama beberapa untuk menghindari nomor 13 dalam daftar paroki.

Ketika Raja Edward VIII turun takhta karena lebih memilih menikahi orang Amerika bernama Wallis Simpson, kehidupannya seketika berubah.

Raja George VI dan istrinya, Elizabeth, bersama putri mereka Putri Elizabeth (tengah) dan Putri Margaret berpose pada 12 Mei 1937 di London, Inggris. (AFP/PA POOL) Raja George VI dan istrinya, Elizabeth, bersama putri mereka Putri Elizabeth (tengah) dan Putri Margaret berpose pada 12 Mei 1937 di London, Inggris. (AFP/PA POOL)
Orangtuanya dinobatkan menjadi penguasa Inggris. Raja George VI kemudian resmi memimpin pada 1937.

Sebagai seorang anak, Putri Margaret menyukai berenang dan menunjukkan bakat dalam piano.

Dia dididik di Istana Buckingham, namun pindah ke Istana Windsor setelah pecahnya Perang Dunia II.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Bloody Mary, Ratu Inggris Pembantai Ratusan Orang

Margaret dan Elizabeth menikmati pengasuhan yang relatif biasa bagi anak-anak dari keluarga kerajaan.

Meski jarak usianya dekat, mereka tidak saling menentang untuk bersaing antara saudara.

Kisah cinta kontroversial

Setelah perang, Putri Margaret lebih sering muncul di publik. Berbeda dengan kakaknya, dia mengembangkan reputasi glamor yang menikmati sosialisasi hingga larut malam.

Kehidupannya dipenuhi dengan kemewahan, bahkan sarapan di tempat tidur dengan penutup vodka.

Saat pernikahan Elizabeth pada 1947, dia tampak membantu sebagai pengiring pengantin.

Kemudian, Margaret yang baru berusia 20-an tahun awal dikabarkan dekat dengan Kapten Peter Townsend, seorang pahlawan perang dan pengawal kerajaan. Hubungan rahasia mereka terungkap pada penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953.

Tapi Townsend merupakan seorang pria yang 16 tahun lebih tua darinya dan duda cerai. Pria itu memiliki dua anak.

Hubungan keduanya disebut tidak disukai oleh Gereja Inggris dan Parlemen. Namun bagi sang putri muda, hubungan mereka menjadi pengalaman pertamanya dalam romansa percintaan.

Pada April 1953, Townsend melamar Margaret yang berusia 22 tahun.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Howard Carter, Arkeolog Inggris Penemu Makam Tutankhamun

Karena masih berusia di bawah 25 tahun pada saat itu dan dekat dengan garis suksesi kerajaan, Margaret harus mendapat persetujuan sang ratu untuk pernikahan.

Ratu Elizabeth menghadapi keputusan yang sangat sulit sehingga meminta Margaret untuk menunggu beberapa tahun lagi.

Margaret dan Townsend sepakat dengan permintaan ratu, sehingga berencana untuk menikah begitu Margaret berusia 25 tahun.

Namun dua tahun kemudian, tepatnya pada 31 Oktober 1955, Margaret merilis pernyataan mengejutkan.

"Saya telah memutuskan untuk tidak menikah dengan Peter Townsend. Saya menyadari bahwa dengan melepaskan hak suksesi saya, mungkin bagi saya untuk membuat kontrak pernikahan sipil," tulisnya.

"Tapi mengingat ajaran Gereja, pernikahan Kristen tidak dapat dibatalkan dan sadar akan kewajiban saya kepada Persemakmuran, saya memutuskan untuk menempatkan pertimbangan ini di atas yang lainnya," lanjutnya.

Ratu dan Perdana Menteri Inggris saat itu telah menyusun rencana yang memungkinkan Margaret dan Townsend menikah.

Tapi, setiap anak yang dihasilkan melalui pernikahan semacam itu akan dikeluarkan dari garis suksesi. Tapi Margaret memutuskan untuk tidak menikahi Townsend.

"Dia bisa menikahi saya hanya jika dia siap menyerahkan segalanya, posisi, prestise, dan dompet pribadinya," tulis Townsend dalam otobiografinya, Time and Chance, pada 1978.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com