Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Soekarno Bertemu John F Kennedy, Bicarakan Irian Barat hingga Komunisme

Kompas.com - 20/03/2019, 17:18 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat masih terus berlangsung meski Presiden Amerika Serikat berganti. Hal ini juga terjadi pada periode 1950-an dan 1960-an. Setelah menjalani kepemimpinan dua periode, Dwight Eisenhower digantikan oleh John F Kennedy dari Partai Demokrat.

Ketika itu, AS dihadapkan oleh momen yang berbeda dalam menanggapi situasi politik Indonesia. Selepas kunjungan pertama ke AS pada 1956, Soekarno juga bertolak ke Uni Soviet.

Sikap Soekarno yang menjaga hubungan baik dengan Uni Soviet membuat "gerah" AS. Padahal, Indonesia berusaha menjaga prinsip luar negeri yang bebas dan aktif.

Selain itu, masalah Irian Barat menjadi isu serius bagi Indonesia. Indonesia menginginkan Irian Barat kembali ke pangkuan Indonesia. Sementara Belanda tetap berusaha untuk mempertahankannya sebagai wilayah jajahan.

Soekarno berusaha mendekati AS untuk menekan Belanda. Presiden Kennedy menerima usulan dari penasihatnya untuk mengundang Soekarno ke Amerika Serikat.

Baca juga: Saat Soekarno Marah di Gedung Putih dan Membuat Kagum Kongres AS...

Bertemu Kennedy

Sebelumnya, John F Kennedy sudah pernah mengunjungi Indonesia pada 1957 selaku anggota Kongres AS. Saat di Jakarta, Kennedy mulai paham mengenai status Indonesia sebagai negara yang bebas dan aktif.

Akhirnya tepat pada 24 April 1961, Soekarno menerima undangan dari Presiden ke-35 AS itu. Pesawat Pan Am dipercaya untuk membawa Soekarno beserta rombongan.

Delegasi Indonesia tiba di Pangkalan Udara Andrews pada pukul 10.00 pagi waktu setempat. Bagaikan tamu penting, Kennedy menyambut kedatangan pemimpin Indonesia itu dan langsng menuju ke Washinton.

Dalam buku Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin 1953-1963 (2008) karya Baskara T Wardaya mengungkapkan, pertemuan kedua petinggi negara itu terkait dengan isu Irian Barat yang menjadi konflik Indonesia-Belanda di kancah internasional.

Kennedy membuka pembicaraan dengan menanyakan mengenai pentingnya Irian Barat bagi Indonesia. Apalagi, menurut Kennedy, orang yang tinggal di wilayah yang sekarang disebut Papua memiliki ras Melanesia. Selain itu, Belanda memiliki keuangan yang lebih untuk mengelola wilayah tersebut.

"Mengapa Anda menginginkan Irian Barat?" kata Kennedy.

Soekarno dengan tegas menjawab bahwa Irian Barat merupakan wilayah Indonesia dan harus kembali pada bangkuan bangsa.

"Wilayah itu bagian dari negara kami, dan Irian Barat harus segera dilepaskan," jawab Soekarno.

Baca juga: CEK FAKTA: Sandiaga Ungkap Kisah Bung Karno Bertemu Menhan AS

Penggambaran Soekarno

Presiden Kennedy mengucapkan selamat tinggal kepada Presiden Sukarno dari Indonesia ketika dia pergi dengan helikopter dari rumah putih ke pangkalan Andrews Airforce di mana dia naik pesawat angkut jetnya ke Meksiko. - Presiden Kennedy mengucapkan selamat tinggal kepada Presiden Sukarno dari Indonesia ketika dia pergi dengan helikopter dari rumah putih ke pangkalan Andrews Airforce di mana dia naik pesawat angkut jetnya ke Meksiko.
Dalam pertemuan itu Soekarno juga menjelaskan secara detail mengenai Irian Barat bagi Indonesia. Beliau menggambarkan bahwa rakyat Amerika Serikat juga tak semua berkulit putih.

Keberagaman ras yang berbeda-beda menjadi ciri khas dari Indonesia. Dari Sumatera hingga Maluku memiliki ras berbeda-beda dan semuanya senang menjadi bagian Indonesia.

"Karena wilayah itu bagian dari bangsa kami. Orang Dayak Kalimantan seperti Orang Papua dari Irian Barat. Hawaii adalah bagian AS tetapi mereka adalah ras yang berbeda. Orang kulit hitam adalah ras yang berbeda," kata Soekarno mantap

Selain menjelaskan masalah Irian Barat, Kennedy juga menanyakan posisi Indonesia dan pandangan politik yang condong ke arah komunis.

Pada kenyataannya, Partai Komunis Indonesia merupakan partai politik keempat terbesar di Indonesia, yang menurut Soekarno merupakan para nasionalis revolusioner.

Pertemuan Soekarno-Kennedy dilakukan secara terbuka, namun esensinya tak ada kesepakatan mengenai masalah Irian Barat.

AS harus menjaga hubungan baik dengan Belanda, karena merupakan sekutu penting dalam NATO yang mempertahankan Eropa Barat.

AS juga tak menginginkan Indonesia juga terkena efek komunisme dari Uni Soviet. Maka, Menteri Luar Negeri AS Dean Rusk mengingatkan kepada Kennedy untuk membawa pertikaian ini ke ranah PBB.

Akhirnya pada pertengahan tahun 1961, masalah Irian Barat resmi dikelola oleh PBB. Rencana ini ditanggapi oleh Indonesia pada Desember 1961 dengan meluncurkan Trikora (Tri Komando Rakyat).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com