Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Soekarno Marah di Gedung Putih dan Membuat Kagum Kongres AS...

Kompas.com - 20/03/2019, 14:14 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, dalam debat ketiga Pemilihan Presiden 2019 sempat mengutip kisah Presiden pertama RI Soekarno saat bertemu Menteri Pertahanan Amerika Serikat.

Sandiaga mengungkapkan keberanian Soekarno ketika menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan AS seputar kebudayaan.

"Tahun 1961 Bung Karno bertemu dengan Menteri Pertahanan AS. Beliau (Soekarno) menyatakan, 'Tuan memiliki bom atom, tapi kami memiliki seni budaya yang tinggi'," kata Sandiaga pada Minggu (17/3/2019) malam.

Sepanjang penulusuan Kompas.com, sulit untuk menemukan bukti sejarah mengenai pernyataan Sandiaga soal ucapan Bung Karno.

Baca juga: CEK FAKTA: Sandiaga Ungkap Kisah Bung Karno Bertemu Menhan AS

Terlepas dari hal itu, tentu menarik untuk menelusuri kisah saat Soekarno berkunjung ke Amerika Serikat, saat mendapat undangan dari Presiden Dwight Eisenhower.

Para petinggi AS menilai, Soekarno memiliki peran sangat besar terhadap Indonesia dan kawasan sekitarnya. Mengundang Soekarno merupakan cara AS untuk memengaruhinya.

Perjudian AS

Pada konflik Perang Dingin dengan Uni Soviet, Amerika Serikat menilai membutuhkan kubu yang bisa memperkuat posisinya. Berbagai negara sudah menetapkan posisinya untuk netral, termasuk Indonesia.

Dilansir dari buku Indonesia Melawan Amerika: Konflik Perang Dingin 1953-1963 (2008), karya Baskara T Wardaya situasi politik di Indonesia pada 1955 membuat AS pening. Sebab, Indonesia berada pada dua kubu yang terdiri dari Sukarno, PNI dan PKI di satu sisi, serta Muhamad Hatta, Masyumi, dan Angkatan Darat di sisi lain.

Indonesia dinilai cenderung kepada Uni Soviet. Ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi AS untuk bisa memengaruhi pemikiran Soekarno.

Wakil Presiden AS Richard Nixon sempat beradu argumen dengan Menteri Luar Negeri AS John Foster Dulles terkait sistem perpolitikan Indonesia.

Akhirnya, mereka sepakat untuk mengundang Soekarno ke AS dengan berbagai pertimbangan. Menlu Dulles bertolak ke Jakarta dan memberikan undangan secara resmi kepada Soekarno. Undangan ini disambut Bung Karno dengan antusias.

Baca juga: Monumen Soekarno di Aljazair Akan Diresmikan Juni 2019

Soekarno marah

Presiden EisenhowerBusiness Insider Presiden Eisenhower

Pada Rabu 16 Mei 1956, Soekarno bersama dengan rombongannya sampai di Washington DC. Soekarno menggunakan pesawat pribadi Presiden Eisenhower, "The Columbine", dalam perjalanannya ke AS.

Antusiasme warga AS sangat terlihat. Pimpinan Indonesia itu mendapat sambutan meriah di berbagai tempat di Amerika Serikat yang dikunjungi.

Sayangnya, Soekarno merasa tak diperlakukan dengan baik ketika di White House atau Gedung Putih. Sistem protokol yang semestinya mempertemukan dengan Eisenhower pada pukul 10.00, mundur setengah jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com