Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN: Prabowo-Sandiaga Sangat Sulit Kejar Selisih Elektabilitas

Kompas.com - 20/03/2019, 11:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni, mengapresiasi hasil survei yang dirilis Litbang Kompas.

Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 49,2 persen. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menjawab rahasia.

Hasil survei kali ini menunjukan jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit menjadi 11,8 persen dibandingkan Oktober 2018 lalu, di mana jaraknya 19,9 persen dengan keunggulan di pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Selisih tersebut bisa berubah karena ada margin of error 2,2 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf 49,2 Persen, Prabowo-Sandiaga 37,4 Persen

"Hasil survei Litbang Kompas memang yang menunjukan selisih antara 01 dengan 02 yang paling tipis. SMRC, akhir pekan lalu, menunjukan selisih yang sangat besar, sekitar 25 persen," kata Raja Juli melalui pesan singkat, Rabu (20/3/2019).

Meski demikian, Raja Juli berpendapat, hasil survei Kompas masih menguntungkan Jokowi-Ma'ruf.

Pihaknya meyakini akan memenangi Pilpres 17 April 2019, lantaran selisih elektabilitas tersebut dinilai sulit dikejar dalam waktu tak sampai sebulan.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun 3,4 Persen, Prabowo-Sandi Naik 4,7 Persen

"Selisih elektabilitas merupakan selisih yang sangat sulit dikejar oleh Pak Prabowo. Maka itu, kami sangat optimistis menang. Tinggal menentukan seberapa tebal kemenangan kami," ujar Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu.

Ia menambahkan, TKN selalu positif dan obyektif dalam melihat hasil survei. Baik hasil yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf pada posisi menang tebal, maupun menang tipis, termasuk hasil survei Litbang Kompas.

Sikap positif serta obyektif ini, menurut Raja Juli, harus juga menjadi prinsip bagi kubu Prabowo- Sandiaga.

Baca juga: Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Menurut Litbang Kompas

"Kami tidak seperti BPN yang selalu menyalahkan survei. Bahkan, menuduh lembaga-lembaga survei ini sebagai lembaga bayaran. Kami tidak akan menuduh survei Litbang Kompas sebagai survei bayaran," ujar Raja Juli.

"Jadi, kami ucapkan terima kasih kepada Litbang Kompas yang mengeluarkan hasil survei hari ini. Ya hasilnya akan memotivasi kami untuk bekerja lebih tekun meyakinkan rakyat bahwa Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf adalah pemimpin terbaik bagi rakyat," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com