Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Sebut Trump Tak Lebih dari Seorang Pencuri dan Pengecut

Kompas.com - 19/03/2019, 19:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Di tengah gempuran yang menghancurkan benteng pertahanan terakhir mereka di desa Baghouz, ISIS terus mencoba membuktikan bahwa mereka belum kalah.

Salah satunya seperti yang dilakukan juru bicara ISIS, Abu Hassan al-Muhajir yang merilis sebuah rekaman audio, pertama kalinya sejak terakhir kali pada September tahun lalu.

Dalam pesan suara berdurasi 44 menit tersebut, al-Muhajir menyampaikan pesan yang mengolok-olok sosok Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Pesan dari juru bicara itu sekaligus bertujuan untuk mematahkan pernyataan Trump yang menyebut ISIS telah dikalahkan. Demikian dilansir The New York Times, Selasa (19/3/2019).

Melalui pesan tersebut, al-Muhajir mendorong para militan untuk kembali ke wilayah benteng pertahanan terakhir mereka di desa Baghouz dan bertempur untuk mempertahankannya dari serangan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan didukung AS.

Baca juga: Trump Deklarasikan Kemenangan atas ISIS di Suriah

Meski ribuan anggotanya telah dilaporkan menyerah atau melarikan diri kepada pasukan Suriah, namun masih banyak yang diperkirakan bakal terus bertempur mempertaruhkan nyawa.

Desember lalu, Trump melalui pesan video singkat yang diunggahnya ke media sosial Twitter, mengumumkan kemenangan atas ISIS, yang diikuti dengan perintah untuk menarik pasukan AS dari Suriah.

Pernyataan Trump itu, menurut al-Muhajir telah menimbulkan kebingungan dan kontradiksi di antara para pakar dan pengamat tentang makna dari kata "kemenangan" yang disampaikan sang presiden.

Selain itu, al-Muhajir juga mengolok-olok kunjungan Trump ke pangkalan udara Al Asad di barat Irak, setelah Natal, untuk menemui pasukan AS yang bertempur melawan ISIS.

Dalam kunjungan yang dirahasiakan itu, Trump tidak mampir ke Baghdad atau pun sekadar menyapa Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi selaku tuan rumah, dan hanya berada di pangkalan Irak selama sekitar tiga jam.

Selama kunjungan itu, Trump menyebutkan "menyedihkan" karena ketat dan rumitnya langkah keamanan yang diambil sekadar untuk mengunjungi para tentara AS yang telah berjuang di negara asing, mengingat AS juga telah menghabiskan anggaran hingga sekitar 7 triliun dollar untuk menciptakan kestabilan di wilayah itu.

Menanggapi kabar kunjungan itu, al-Muhajir menyebutnya sebagai hal yang cukup aneh.

"Sungguh aneh bagi seseorang yang mengaku sebagai pemenang, namun tidak bisa mengumumkan secara terbuka kunjungan resminya ke negara yang dia klaim telah mencapai perdamaian dan stabilitas," kata al-Muhajir.

"Dia (Trump) hanya bisa datang seperti layaknya seorang pencuri yang ketakutan dan seorang pengecut," tambah juru bicara ISIS.

Baca juga: Trump Lakukan Kunjungan Kejutan ke Pasukan AS di Irak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com