Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Mabel Grammer, Penyelamat 500 Anak Ras Campuran di Jerman

Kompas.com - 19/03/2019, 18:57 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - Banyak anak-anak dilahirkan selama tahun-tahun setelah Perang Dunia II di Jerman adalah keturunan perempuan Jerman dan tentara Afrika-Amerika.

Mereka semua harus ditempatkan di panti asuhan karena sejumlah alasan.

Namun ada seorang perempuan sekaligus jurnalis yang menyelamatkan anak-anak itu, memberikan rumah, dan mencarikan keluarga bagi mereka.

Dia adalah Mabel Grammer. Tak banyak yang mengetahui tentang dirinya, tapi itu tidak akan mengubah apa yang telah diperbuatnya untuk menyelamatkan anak-anak.

Kehidupan awal

Dia lahir dengan nama Mabel Treadwell di Hot Springs, Arkansas, pada 1915.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Bloody Mary, Ratu Inggris Pembantai Ratusan Orang

Mabel adalah salah satu dari 7 anak dari Pearl dan Edward Treadwell. Ayahnya merupakan seorang pelayan yang meninggal karena penyakit jantung ketika dia masih kecil.

Pada usia 10 tahun, dia menderita peritonitis, penyakit yang mengancam jiwa akibat peradangan rongga perut yang menyebabkan infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Keluarga tak mampu membayar biaya operasi sehingga dia tidak pernah menerima perawatan.

Mabel pada akhirnya dapat sembuh namun keparahan penyakitnya kelak membuatnya tidak subur.

Dia lulus dari Ohio State University dan menjadi jurnalis.

Kemudian, dia bekerja di Departemen Perang. Di sana, dia mendorong penghapusan perbedaan di antara prajurit yang dimakamkan di Pemakaman Nasional Arlington.

Dia menilai sangat tidak adil untuk dibeda-bedakan bagkan dalam kematian setelah melayani negara.

Mabel dan suaminya, Oscar Grammer. (AP via New York Times) Mabel dan suaminya, Oscar Grammer. (AP via New York Times)
Brown Baby Plan

Pada 1950, dia menikah dengan Oscar Grammer, seorang perwira kepala pasukan militer.

Ketika berkunjung ke Eropa, dia mengunjungi tempat suci di Lourdes Perancis.

Di situ, dia menemukan keinginan untuk membantu orang lain. Tak lama kemudian, dia memulai rencana yang disebut Brown Baby Plan.

"Brown baby" atau "mishlingskinder" merupakan istilah Jerman untuk menyebut anak-anak ras campuran.

Mereka lahir selama pendudukan Jerman setelah Perang Dunia II. Mereka adalah keturunan perempuan Jerman dan tentara Afrika-Amerika.

Ayah mereka biasanya dipindahkan ke tempat lain sementara ibu mereka ditolak secara sosial jika merawat anak-anak tersebut.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Anandi Gopal Joshi, Wanita Dokter Pertama India

Pada akhirnya, anak-anak itu dibawa ke panti asuhan.

Mabel yang juga merupakan keturunan Afrika-Amerika kemudian mengadopsi 12 anak.

Rumahnya di Jerman pun di penuhi anak-anak sehingga surat kabar lokal menyebutnya sebagai "Peri Hitam".

Dia juga dikenal karena berhasil menemukan rumah bagi 500 anak lahirnya.

Pada 1950-1954 dan 1959-1965 ketika suaminya ditempatkan di Jerman, Mabel membantu membawa pengajuan adopsi pasangan Afrika-Amerika di AS dan keluarga tentara kulit hitam di Jerman.

Catatan arsip University of Minnersota menunjukkan, ada sekitar 5.000 bayi yang lahir sepanjang 1945-1955, dengan jumlahnya mencapai lebih dari 7.000 bayi pada 1960-an.

Meski banyak ibu Jerman mereka sangat ingin menjaga anak-anaknya, namun mereka akan menerima konsekuensi seperti dikucilkan, ditolak dari pekerjaan, rumah, dan tidak dapat memberi makan bayi atau diri mereka sendiri.

Bagi orang Jerman kala itu, kehadiran anak-anak keturunan kulit hitam menjadi sebuah peringatan akan negara yang kalah.

Akhirnya, Mabel mulai bekerja, mengunjungi panti asuhan, dan berbicara dengan biarawati yang merawat mereka.

Mabel Grammer bersama dengan anak-anak dan suaminy. (Mujeres Bacanas) Mabel Grammer bersama dengan anak-anak dan suaminy. (Mujeres Bacanas)

Proses adopsi

Dia menulis artikel untuk Afrika-Amerika di sebuah surat kabar di Baltimore. Dia melaporkan situasi yang mengerikan dan meminta keluarga di AS untuk mengajukan adopsi.

"Anda tidak harus kaya untuk mengadopsi anak," tulisnya pada 1956.

"Jika Anda benar-benar ingin melakukan sesuatu, Anda bisa," lanjutnya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Valentina Tereshkova, Gadis Desa yang Mengorbit Bumi

Tulisan lainnya pun segera menyusul sehingga kisah dan pemberitaan tentang nasib anak-anak tersebut mulai menyebur.

Meski undang-undang adopsi internasional saat itu sedang dalam pengembangan, Mabel berhasil mengatur prosesnya.

Dia menjadi perwakilan bagi pasangan Afrika-Amerika yang tidak dapat melakukan perjalanan ke Jerman.

Mabel menerbitkan panduan adopsi secara rinci dan pasangan yang berminat memberinya surat referensi dan dokumen lain yang diperlukan Kementerian Luar Negeri dan otoritas Jerman.

Dia hadir di pengadilan Jerman mewakili keluarga AS yang ingin mengadopsi anak-anak itu.

Dia juga meyakinkan Scandinavian Airlines untuk membantu menerbangkan anak-anak tersebut dengan potongan harga ke rumah baru mereka di AS.

Tentu saja, perbuatannya untuk membantu anak-anak menemukan rumah selamanya merupakan bagian dari kerinduannya yang tidak bisa melahirkan anak sendiri.

Pada masa-masa sulit, salah satu anak angkatnya, Edward, meninggal karena leukemia pada 1955 ketika berusia 9 tahun.

Kontroversi

Brown Baby Plan yang dia jalankan tak lepas dari kontroversi. Beberapa agen layanan sosial Jerman menilai Mabel tidak cukup berpengalaman dalam menangani maslaah kesejahteraan anak.

Sejumlah kelompok hak ipil merasa kebutuhan yang lebih mendesak harus membantu anak-anak Afrika-Amerika berada dalam cengkeraman hukum negara AS Jim Crow South, bukan yang di luar negeri.

Tahun-tahun setelah adopsi itu, banyak yang menyebut sejumlah anak-anak dari Jerman itu dibesarkan oleh orangtua angkat yang kejam.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Edwin Land, Penemu Kamera Polaroid

Kematian

Mabel dan keluarganya akhirnya menetap di Washington pada 1965. Tiga tahun kemudian, dia dan suaminya menerima penghargaan kemanudiaan dari Paus Paulus VI.

Sementara, dari bayi yang tersisa di Eropa, beberapa tetap tinggal di panti asuhan atau diadopsi oleh keluarga Jerman dan Denmark.

Mabel meninggal dunia pada 2002 akibat komplikasi dari hipertensi dan demensia. Saat itu, usianya sekitar 88 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com