Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Venetia Burney, Gadis 11 yang Memberi Nama "Planet Pluto"..

Kompas.com - 19/03/2019, 14:51 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 19 Maret 1915, Observatorium Lowell di Arizona berhasil mendapatkan gambar pertama dari planet kerdil yang kini dikenal dengan sebutan Pluto.

Butuh waktu sekitar 15 tahun bagi ilmuwan untuk melakukan penelitian lanjutan dan mempublikasikan planet itu kepada masyarakat luas.

Uniknya, bukan peneliti ternama atau ilmuwan terkemuka yang memberikan nama Pluto. Penamaan itu berasal dari ide gadis kecil asal Inggris yang bernama Venetia Burney.

Dilansir dari The Vintage News, Venetia Burney yang ketika itu berusia 11 tahun sedang melakukan sarapan bersama ibu dan kakeknya di Oxford, Inggris.

Kakeknya, Falconer Madan, adalah pustakawan di Oxford, dengan lantang membacakan beberapa berita menarik di London Times.

Beberapa halaman dibacakan, dan yang menjadi perhatian bagi Venetia Burney adalah kabar dari ilmuwan Observatorium Lowell yang berhasil memotret sebuah planet yang lama diduga berada di luar Neptunus dan belum memiliki nama.

"Mengapa tak menyebutnya Pluto ?" ucap Venetia.

Dengan minat yang besar pada mitologi Yunani Kuno dan Romawi Kuno, Venetia menyarankan nama tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah, Planet Pluto Terekam untuk Kali Pertama

Nama Plutp diambil dari dewa Romawi Kuno yang menguasai dunia bawah, yang bisa menjadi tak terlihat. Nama tersebut dianggap tepat untuk planet yang gelap. Dalam mitologi Yunani Kuno, Pluto juga dikenal sebagai Hades.

Falconer Madan sepakat dengan usulan nama tersebut, dan segera menulis kepada sahabat astronomnya di Oxford untuk usulan nama tersebut.

Dilansir dari The Daily Telegraph, Venetia Katharine Douglas Burney lahir pada 11 Juli 1918 di Oxford, Inggris. Ayahnya bernama Profesor Charles Fox Burney dan Ibunya Ethel Wordsworth Madan.

Ayahnya meninggal ketika Venetia berusia enam tahun memaksanya harus tinggal bersama kakeknya. Karena mempunyai lingkungan yang mempunyai latar pendidikan, dia menjadi gadis yang cerdas.

Disetujui

Wajah pluto ternyata berwarna-warni, terdiri dari biru pucat, kuning, dan merah gelap.NASA Wajah pluto ternyata berwarna-warni, terdiri dari biru pucat, kuning, dan merah gelap.
Pada 18 Februari 1930, Observatorium Lowell mempublikasikan "Planet X" ke dunia. Semua media memberitakan penemuan ini. Belum ada nama yang pasti untuk penyebutan nama ini, bahkan beberapa usulan nama tak diterima dengan baik.

Kondisi inilah yang menyebabkan Falconer Madan mengusulkan nama Pluto berdasarkan inisiatif cucunya. Dia menemui temannya bernama Turner, seorang astronom yang sedang ada pertemuan di London.

Ketika itu Turner setuju dengan nama Pluto yang menjadi pilihan yang sangat baik untuk planet yang tertutup es. Ia segera memberikan saran kepada Observatorium Lowell di Arizona.

Clyde Tombaugh sebagai orang yang telah berhasil mengembangkan penemuan itu juga menyetujui usulan dari Falconer Madan dan menuebutkan nama itu sesuai. Status dari Planet X kemudian segera berubah.

Akhirnya, nama itu diresmikan ke publik pada 1 Mei 1930. Planet X berganti nama dengan Planet Pluto. Ketika berita itu dipublikasikan, ia mendapatkan apresiasi dari kakeknya berupa uang kertas 5 poundsterling.

Venetia menjadi satu-satunya perempuan yang memberi nama sebuah planet pada era awal berkembangnya astronomi.

Meski begitu, status Pluto sebagai planet tak bertahan lama. Pada 2006, ilmuwan dunia menyepakati mengeluarkan Pluto dari daftar planet kesembilan. Astronom menyebut Pluto sebagai planet kerdil.

Baca juga: NASA Balas Surat Anak 6 Tahun yang Ingin Pluto Jadi Planet Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com