MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia telah mengerahkan pesawat pembom strategis dan sistem rudalnya ke Crimea sebagai tanggapan terhadap risiko ancaman yang datang dari wilayah Eropa.
Rusia telah mengerahkan satu skuadron pembom jarak jauh Tupolev Tu-22M3 dan sistem rudal Iskander miliknya ke Crimea, sebagai bentuk tanggapan atas penempatan sistem peluncur rudal pertahanan MK-41 oleh AS di Rumania.
"Pemasangan sistem peluncur rudal pertahanan MK-41 AS di Rumania menjadi tantangan serius untuk Rusia," kata Viktor Bondarev, ketua Komite Keamanan dan Pertahanan Dewan Federasi Rusia, dikutip Russian Times.
"Tetapi respon yang tepat telah dirumuskan, dengan Kementerian Pertahanan Rusia memutuskan mengerahkan skuadron pembom rudal jarak jauh Tu-22M3 di Crimea dari pangkalan udara di kota Gvardeysk."
Baca juga: Pesawat Pembom Rusia Jatuh di Kutub Utara, Tiga Awak Tewas
"Sistem rudal canggih Rusia, termasuk S-300, S-400, Buk-M2, Pantsir-S1, dan dua modifikasi Iskander berkemampuan nuklir, juga telah ditempatkan di semenanjung itu," lanjut Bondarev.
"Nantinya pembom strategis Tu-22M3 di Crimea itu akan mampu mengirim hulu ledak ke titik mana pun di Eropa dan mengenai segala jenis fasilitas anti-rudal musuh atau pertahanan udara," kata Bondarev.
AS telah mulai mengerahkan elemen anti-rudal Rumania pada 2016 dan memulai pembangunan situs lain di Polandia pada tahun yang sama, dengan Washington mengklaim langkah tersebut diperlukan untuk melawan rudal balistik yang dikembangkan Iran dan Korea Utara.
Baca juga: Tambah Sistem Rudal S-400 di Crimea, Rusia Bikin Ukraina Meradang
Tetapi Rusia telah mengecam langkah itu sebagai ancaman besar bagi keamanan nasionalnya, dengan Moskwa bersikeras, sistem peluncur misil MK-41 di Rumania akan dapat digunakan untuk menembakkan rudal jelajah Tomahawk jarak menengah, yang dilarang di bawah Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF).
Pada Februari lalu, AS telah resmi mengumumkan keluar dari kesepakatan INF dan memulai jangka waktu enam bulan sebelum sepenuhnya mundur dari kesepakatan.
Rusia, setelahnya tidak memiliki pilihan selain juga menangguhkan partisipasinya dari perjanjian bilateral era Perang Dingin itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.