Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2019, 10:45 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan menggelar investigasi terhadap acara televisi Saturday Night Live's yang dianggap terus menerus mengolok-oloknya.

Lewat akun Twitternya, Trump mengatakan Komisi Pemilihan Federal dan/atau Komisi Komunikasi Federal (FCC) seharusnya memeriksa acara komedi yang sudah lama tayang stasiun telebisi NBC itu.

NBC tidak menyiarkan episode baru pada Sabtu malam, malah mengulang episode yang tayang pada Natal tahun lalu.

Baca juga: Retorika Trump Dituduh Pengaruhi Teror Selandia Baru, Ini Komentar Gedung Putih

Dalam episode itu diparodikan Trump tidak pernah menjadi presiden AS dan semua orang di sekitarnya justru terlihat bahagia.

Namun, episode ulangan itu nampaknya membuat Trump marah dan menumpahkan kekesalannya lewat Twitter.

"Sangat luar biasa bahwa acara seperti Saturday Night Live, tidak lucu, bisa terus menerus mengolok-olok orang yang sama (saya), berulang kali, tanpa menyebut sisi yang lain. Seperti iklan tanpa konsekuensi. Sama sepeti Late Night Show," kata Trump.

"Apakah Komisi Pemilihan Federal dan/atau FCC memeriksa ini? Pasti ada kolusi dengann Demokrat dan, tentu saja, Rusia! Sebuah peliputan yang tak seimbang, sebagian besar beritanya palsu. Sulit dipercaya saya menang. Rating saya 52%, 93% di antara pendukung Republik. Maaf!" tambah Trump.

Namun, klaim Trump soal persentase penerimaan publik berbeda dengan hasil survey yang dilakukan Gallup.

Hasil survey itu menunjukan level penerimaan Trump hanya 39 persen dan sebanyak 57 persen warga AS tidak menerima dia.

Satu survey yang dilakukan Rasmussen memang menunjukkan level penerimaan warga terhadap Trump mencapai 52 persen tetapi itu adalah angka bulan Februari.

Pada Februari lalu, Trump juga mengecam Saturday Night Show dan menyebut media sebagai musuh masyarakat.

Alce Baldwin, yang memerankan Trump dalam acara itu, tak tinggal diam dan membalas kritikan Trump.

"Saya pikir jika seorang presiden mengatakan kepada followersnya bahwa peran saya dalam sebuah komedi sama dengan menjadi musuh masyarakat, apakah ini sebuah ancaman bagi saya dan keluarga saya?" ujar Baldwin.

Sementara, untuk menjawab adalah sebuah acara komedi diizinkan mengolok-olok seorang presiden tanpa konsekuensi, American Civil Liberies Union menjawan singkat: "Itu namanya adalah Amandemen Pertama."

Hal senada disampaikan kolumnis masalah hukum Elura Nanos.

"Acara komedi tak memiliki kewajiban legal apapun terkait satir yang mereka bawakan, meski pusat dari lelucon itu adalah tokoh politik," kata Nanos.

Baca juga: Trump Ingin Singkirkan Putri dan Menantunya dari Gedung Putih?

"Demikian juga program berita yang diizinkan hanya menyorot satu sisi. Sebagai badan pemerintah, komisi komunikasi federal (FCC) harus menghormati Amandemen Pertama," tambah dia.

"Artinya, jika FCC melakukan sensor berdasarkan konten politiknya maka yang dilakukan FCC adalah ilegal," Nanos menegaskan.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com