Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Retorika Trump Dituduh Pengaruhi Teror Selandia Baru, Ini Komentar Gedung Putih

Kompas.com - 18/03/2019, 12:13 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menerima kecamana karena dianggap diam saat kebangkitan supremasi kulit putih setelah penembakan massal di Selandia Baru.

Retorika Trump bahkan dikaitkan dengan penembakan yang menewaskan 50 orang di dua masjid di "Negeri Kiwi" itu.

Menurut Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney, tudingan semacam itu sangat tidak masuk akal.

Baca juga: Trump dan Ratu Inggris Ucapkan Belasungkawa atas Tragedi di Selandia Baru

"Presiden bukanlah seorang supremasi kulit putih," katanya dalam acara Fox News Sunday, seperti dikutip dari CNN, Minggu (17/3/2019).

Dia tidak mengerti kenapa Trump selalu dihubung-hubungkan dengan insiden yang terjadi di luar negeri atau bahkan juga di dalam negeri.

Mulvaney juga menyangkal gagasan bahwa retorika dan kebijakan anti-imigran Trump ada hubungannya dengan serangan Selandia Baru.

"Mari kita lihat apa yang terjadi di Selandia Baru kemarin dan mencari tahu mengapa hal-hal itu menjadi lebih umum di dunia. Apakah itu Donald Trump? Sama sekali tidak," katanya.

Ditanya soal kemungkinan pria berusia 72 tahun itu akan menyampaikan pidato besar untuk mengecam fanatisme anti-muslim dan supremasi kulit putih, Mulvaney menyebut presiden telah melakukannya di Twitter.

"Saya pikir Anda melihatnya kemarin di kicauan. Saya tidak yakin apa lagi yang Anda ingin presiden lakukan," ujarnya.

Secara terpisah, muslim perempuan pertama yang terpilih di Kongres, Rashida Tlaib dari Partai Demokrat, menuduh presiden gagal untuk berbicara secara tegas melawan supremasi kulit putih.

"Trump adalah pria paling kuat di dunia sekarang ini," tuturnya.

"Kami telah melakukan di masa lalu melawan terorisme asing. Kita perlu melakukannya pada terorisme domestik, melawan supremasi kulit putih yang tumbuh setiap hari," ucapnya.

Seperti diketahui, setelah serangan terhadap dua masjid di Christchurch pada Jumat lalu, Trump menyatakan simpati dan solidaritas kepada korban dan rakyat Selandia Baru.

Baca juga: Senat Sepakat Akhiri Status Darurat AS, Trump: VETO!

Dia menepis kekhawatiran nasionalisme kulit putih mewakili bahaya yang berkembang di seluruh dunia.

"Saya pikir itu adalah sekelompok kecil orang yang memiliki masalah yang sangat, sangat serius," ucap Trump, seperti diwartakan kantor berita AFP.

Sebelumnya, pelaku penambakan, Brenton Tarran, diidentifikasi sebagai nasionalis kulit putih asal Australia menerbitkan manifesto yang penuh dengan teori konspirasi rasis. Dia juga menyebut Trump sebagai simbol identitas kulit putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com