Syok dengan apa yang dilihatnya, Murray segera tersadar dengan teriakan pengguna jalan yang menepikan mobilnya dan menyuruh agar para korban dibawa ke rumah sakit.
Murray segera mengangkat perempuan dan pria yang menderita luka tembak di bagian dada ke mobil. Mereka melaju secara cepat ke Rumah Sakit CHRISTCHURCH.
Ketika menuju rumah sakit, Murray sempat menyaksikan tujuh polisi berlari ke arah masjid dengan sejumlah ambulans juga datang ke lokasi kejadian.
Baca juga: Seorang WNI Korban Penembakan Selandia Baru Meninggal Dunia
"Mereka di belakang barikade. Ada sejumlah orang berlumuran darah dan berteriak. Namun ambulans tidak sampai ke lokasi kami," terangnya.
Dengan cekatan, Murray membantu untuk menggotong korban luka ke ambulans. Di saat dia membantu, polisi memperingatkan ada kemungkinan pelaku masih berkeliaran.
"Semua orang mulai berteriak dan menangis. Semuanya begitu panik. Ada seseorang yang kesulitan untuk memutar balik mobilnya," ungkap Murray.
Dia membantu selama 20 menit sebelum meninggalkan lokasi kejadian, kembali ke mobil, dan menelepon istrinya Rachel untuk menceritakan apa yang terjadi.
Murray menelepon polisi dan mengatakan dia siap untuk memberikan keterangan sebagai saksi jika diperlukan ketika di rumah, dia disambut anaknya Israel.
Seketika air mata Murray pun pecah mengingat dia baru saja menyaksikan sebuah pemandangan yang bakal membuatnya trauma seterusnya.
Baca juga: 6 Fakta WNI Jadi Korban Teror di Selandia Baru, Orangtua Syok hingga Tanggapan Jokowi
"Saya memikirkan pemandangan seorang anak kecil tak berdaya sambil bersimbah darah sementara putranya dalam keadaan sehat menyambutnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan