Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerang Kedubes Korut di Spanyol Diduga Grup yang Ingin Lengserkan Kim Jong Un

Kompas.com - 16/03/2019, 19:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MADRID, KOMPAS.com - Beredar sebuah spekulasi mengenai identitas pelaku penyerangan Kedutaan Besar Korea Utara (Korut) di Madrid, Spanyol.

Sepuluh pria dilaporkan merangsek masuk pada 22 Februari lalu. Melumpuhkan para penjaga, dan membawa dokumen serta komputer ke dua kendaraa kedutaan.

Upaya pencurian itu terjadi menjelang pertemuan Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Vietnam.

Baca juga: Dicurigai Melanggar Sanksi, PBB Selidiki Koleksi Mobil Mewah Kim Jong Un

Harian AS Washington Post, seperti dikutip AFP Sabtu (16/3/2019), melansir pelaku serangan itu adalah sebuah kelompok rahasia.

Dalam pemberitaan yang dipublikasikan Jumat (15/3/2019), The Post mengulas grup itu bernama Pertahanan Sipil Cheollima (CCD), dan berambisi menggulingkan Dinasti Kim.

Mengutip sumber yang paham dengan eksekusi dan perencanaan dengan CCD, organisasi itu sama sekali tidak terikat dengan pemerintahan tertentu.

Sumber itu menerangkan intelijen AS bakal enggan menerima misi tersebut dikarenakan mepetnya waktu dan sifatnya yang kurang etis.

Keterangan itu membantah harian El Pais pekan ini yang menyebutkan dua pelaku mempunyai hubungan dengan Badan Intelijen Pusat AS (CIA).

Sumber itu berkata, gol dari kelompok mereka adalah melengserkan rezim Kim Jong Un maupun mengajak massa Korut melakukan pembangkangan.

Lee Sung-yoon, pakar Korut dari Universitas Tufts sebagaimana diwartakan SCMP menerangkan, dia sangat tertarik dengan keberadaan CCD tersebut.

"Ini adalah grup pertama yang melakukan pergerakan melawan Korut. Karena itu setiap aktivitasnya menarik dilihat," kata Lee.

Lee menjelaskan modus operandi CCD adalah memperoleh dokumen atau bukti upaya Pyongyang untuk mengakali sanksi PBB, dan mengekspor barang mewah dari Eropa.

CCD pertama kali muncul pada 2017 dengan mengunggah video berisi putra Kim Jong Nam, kakak tiri Kim, dan menjamin keselamatannya.

Baca juga: Trump Bakal Sangat, Sangat Kecewa jika Kim Jong Un Kembali Bangun Peluncur Rudalnya

Adapun Kim tewas dengan dugaan terkena racun saraf VX ketika berada di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, pada Februari dua tahun lalu.

Bulan lalu, kelompok tersebut mendeklarasikan diri sebagai pemerintahanan yang diasingkan Korut bernama "Free Joseon", yang merupakan nama lama Korea.

Satu-satunya elemen yang dikonfirmasi pemerintah maupun polisi adalah pada 22 Februari, seorang perempuan Korut yang terluka diteukan di jalan dekat kedubes.

Perempuan yang tidak disebutkan identitasnya itu diyakini sebagai sosok yang berusaha memberikan peringatan kepada otoritas berwenang.

El Pais mengemukakakn, Spanyol telah meminta keterangan dari Washington. Namun CIA dilaporkan membantah terlibat dalam penyerangan itu.

Namun Madrid mengaku jawaban yang mereka dapatkan tak meyakinkan, dan berujar ada kemungkinan CIA bekerja sama dengan intelijen Korea Selatan (Korsel).

Kedubes itu tanpa duta besar sejak Kim Hyok Chol diusir pada 2017 berkaitan dengan uji coba nuklir dan rudal yang dilaksanakan Korut.

Baca juga: Tempuh 4.000 Km, Si Hijau Zaitun Bawa Kim Jong Un Pulang ke Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com